Pontianak (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Barat memastikan proses seleksi penerimaan murid baru (SPMB) tahun ajaran 2025 berjalan lancar dan transparan.
"Persiapan sistem, pengawasan, serta mekanisme pendaftaran terus dimatangkan guna menjamin akses pendidikan yang merata dan berkualitas," kata Kepala Disdikbud Kalbar, Rita Hastarita di Pontianak, Senin.
Dia menyatakan bahwa hingga hari kelima pelaksanaan, tidak ada kendala teknis dalam sistem pendaftaran. Proses berjalan lancar, baik untuk jalur afirmasi, mutasi, maupun jalur prestasi dan domisili yang segera menyusul.
"Untuk dua jalur yang sudah berjalan, yakni afirmasi dan mutasi, sedang dilakukan proses daftar ulang. Di beberapa sekolah, kuota jalur mutasi dan afirmasi tidak terpenuhi, sehingga akan dialihkan ke jalur prestasi," tuturnya.
Ia menegaskan, sistem berbasis daring tetap menjadi standar utama dalam proses SPMB, khususnya bagi sekolah yang memiliki akses internet. Namun, bagi sekolah di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) yang belum memiliki jaringan stabil, diberikan opsi menjalankan proses secara luring (offline) dengan tetap diawasi.
"Kami lakukan pemantauan terhadap semua proses, baik online maupun offline, untuk menjamin integritas dan kelancaran SPMB di seluruh wilayah Kalimantan Barat," katanya.
Selain fokus pada proses penerimaan siswa baru, Disdikbud Kalbar juga mendorong peningkatan kualitas lulusan SMK agar lebih siap menghadapi dunia kerja. Serapan lulusan ke dunia usaha dan industri terus ditingkatkan, termasuk memfasilitasi jalur kerja ke luar negeri.
"Sebagian besar lulusan SMK langsung bekerja. Hanya sekitar 28 persen yang melanjutkan kuliah. Bahkan banyak yang sudah dipesan perusahaan sebelum lulus, seperti di SMTI, karena kompetensi dan sarana pendukungnya sangat memadai," kata Rita.
Pemprov juga membuka peluang kerja ke luar negeri bagi lulusan SMK dengan menyiapkan pelatihan bahasa asing seperti Inggris, Mandarin, dan Korea, yang diberikan secara gratis oleh UPT dan lembaga pelatihan di Pontianak.
"Kami akan jajaki kerja sama lanjutan dengan kementerian, perguruan tinggi, serta pemerintah kabupaten/kota untuk memperluas akses pelatihan bahasa dan sertifikasi," tuturnya.