Bengkayang (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat menyebutkan program revitalisasi sekolah dilaksanakan dengan mekanisme yang melibatkan langsung satuan pendidikan, komite sekolah, dan masyarakat sekitar.
Kepala Disdikbud Bengkayang Heru Pujiono dihubungi di Bengkayang, Selasa, mengatakan tahapan pelaksanaan dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendikdasmen dengan pemerintah daerah, kemudian perjanjian kerja sama (PKS) antara sekolah dengan direktorat masing-masing.
“Setiap satuan pendidikan penerima bantuan membentuk Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) dan tim teknis pelaksanaan program sesuai petunjuk teknis Kemendikdasmen,” ujarnya.
Ia menambahkan usulan revitalisasi didasarkan pada data Dapodik yang menggambarkan kondisi riil sekolah. Data tersebut diverifikasi dan divalidasi melalui aplikasi resmi, dengan pendampingan tim teknis dari Kemendikdasmen.
Selain itu, Universitas Tanjungpura turut ditunjuk untuk mendampingi perencanaan dan pengawasan konstruksi agar sesuai standar yang ditetapkan.
“Kami ingin hasil pembangunan benar-benar sesuai kebutuhan dan bermanfaat jangka panjang,” kata dia.
Pelibatan komite sekolah dan masyarakat setempat juga dinilai penting agar program berjalan transparan dan akuntabel.
Ia menjelaskan tenaga kerja maupun material pembangunan diupayakan berasal dari warga sekitar sekolah.
Menurut dia, mekanisme ini tidak hanya memperbaiki fasilitas pendidikan, tetapi juga memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat.
“Ada manfaat ganda, sekolah semakin baik dan ekonomi lokal ikut bergerak,” ujarnya.
Pada tahun ini, 14 sekolah di Bengkayang mendapatkan program revitalisasi sekolah dengan anggaran sebesar Rp17,3 miliar dengan sasaran satu TK, lima SD, dan delapan SMP di berbagai kecamatan.
Ia mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama mendukung keberhasilan program agar tepat waktu dan tepat guna sehingga revitalisasi sekolah dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan mendorong motivasi siswa.
“Jika program ini berjalan dengan baik, kami optimistis Bengkayang akan melahirkan generasi unggul, berakhlak, dan berbudaya, sejalan dengan cita-cita Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
