"Saya meminta kepada semua petugas kesehatan yang berada di pustu maupun puskesmas agar bisa mengantisipasi jika menemukan pasien yang terindikasi terkena virus Japanese Enchapalitis ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Berli Hamdani di Sungai Raya, Jumat.
Dia mengatakan telah memerintahkan kepada seluruh Puskesmas dan rumah sakit yang berada di daerah itu, untuk melakukan pengecekan kepada masyarakat yang terjangkit virus Japanese Enchapalitis.
"Virus Japanese Enchapalitis merupakan infeksi otak yang disebabkan flavivirus yang berhubungan dengan demam berdarah, demam kuning dan virus West Nile," tuturnya.
Virus ini menyebar pada manusia melalui gigitan nyamuk jenis Culex tritaeniorhynchus dan Culex vishnui, dimana nyamuk ini berkembang biak di sawah yang terjadi banjir, selain itu peternakan babi juga dapat memperkuat virus ini tumbuh subur.
Berli menambahkan, pada saat musim hujan saat ini, tentunya nyamuk penyebar virus ini akan mudah dijumpai.
"Sampai saat ini, masih ada tiga warga yang dirawat di Rumah Sakit akibat dari terjangkitnya virus ini, namun jumlah sudah mulai berkurang dari Minggu lalu yang mencapai 7 orang," katanya.
Dirinya menjelaskan, sebagian besar infeksi virus Japanese Encephalitis ringan menunjukkan gejala seperti demam, sakit kepala atau bahkan beberapa gejala yang tidak jelas.
Pada infeksi yang parah, gejala yang dimunculkan seperti demam tinggi, sakit kepala, leher kaku, tidak sadarkan diri, koma, kejang, lumpuh dan bahkan kematian.
Untuk itu Berli meminta kepada masyarakat, apabila ada warga atau tetangganya yang terdeteksi penyakit ini, untuk langsung melaporkannya ke Puskesmas-Peskesmas terdekat, agar bisa mendapatkan pertolongan pertama.
(KR-RDO/N005)