Yogyakarta (ANTARA Kalbar) - Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta memanfaatkan sabut kelapa untuk bahan pembuatan sandal yang unik dan memiliki nilai jual.

"Kami menggunakan sabut kelapa sebagai bahan pembuatan sandal karena memiliki kelebihan antirayap, tahan terhadap jamur dan pembusukan," kata salah seorang mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Hidayatun Nikmah di Yogyakarta, Minggu.

Selain itu, menurut dia, sabut kelapa juga tahan lebih lama dibandingkan dengan rami, 100 persen "bio-degradable", dan ramah lingkungan.

Mahasiswa lainnya Malik Abdul Azis mengatakan, Indonesia sebagai negara tropis memiliki perkebunan kelapa terluas di dunia, yakni 3,712 juta hektare yang tersebar di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.

"Hampir semua bagian buah dan pohon kelapa bisa dimanfaatkan, mulai dari buah, batang, daun, tempurung, bahkan sabutnya. Namun, saat ini untuk produksi sabut kelapa, Indonesia masih kalah dari India dan Filipina," katanya.

Menurut dia, efisiensi produksi sabut India mencapai 50 persen lebih, sedangkan Indonesia baru sekitar 10 persen. Selama ini sabut kelapa kurang dimanfaatkan oleh masyarakat, selain dipadu dengan kayu dan digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak.

Ia mengatakan, beberapa tahun terakhir permintaan sabut kelapa cukup tinggi karena diciptakannya "coco fiber" sebagai salah satu produk berbahan sabut kelapa yang berasal dari proses pemisahan serat dari bagian kulit buah.
(B015)

Pewarta:

Editor : Jessica Wuysang


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012