Bogor (ANTARA Kalbar) - Pencarian korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 terkendala cuaca dan sinyal, namun tim SAR dari Paskhas AU Batalyon 467 sempat mendapatkan cahaya yang diduga bersumber dari pesawat tersebut.
"Kendala utama kami dalam pencarian ini adalah cuaca seperti kabut tebal dan sinyal yang jelek untuk berkomunikasi dengan tim yang melakukan pencarian lewat udara," kata anggota Tim SAR Paskhas TNI AU Batalyon 467, Lettu Adi Firdaus, Kamis.
Menurut dia, pencarian korban ini awalnya sesuai dengan koordinat awal, yakni di Kawah Ratu, Gunung Salak, ternyata dalam penyisiran tidak ditemukan ada tanda-tanda keberadaan pesawat tersebut seperti puing-puing.
Namun, pihaknya kembali mendapatkan informasi dari tim pencari lewat udara bahwa koordinatnya berubah atau bergeser ke 06:42:61 dan tim SAR pun langsung bergerak, tetapi tidak sampai di koordinat tersebut.
"Kami sudah mendapatkan info melalui foto udara yang menunjukkan pesawat tersebut menabrak tebing di ketinggian 1.800 meter di kawasan Gunung Salak, tetapi kami tidak berhasil menuju lokasi karena medan yang berat," tambahnya.
Dikatakan Adi Firdaus, saat ini menurut informasi dua tim diberangkatkan pada pukul 16.00 WIB menuju lokasi jatuhnya pesawat. "Kami akui, dengan medan yang seperti itu dan tidak tahunya kondisi alam sekitar cukup menghambat pencarian ini," kata Adi.
Akan tetapi, pihaknya mendapatkan titik terang dari anggotanya yang menangkap sinar pada alat detektor pencariannya yang diduga berasal dari pesawat tersebut.
(KR-ADR)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Kendala utama kami dalam pencarian ini adalah cuaca seperti kabut tebal dan sinyal yang jelek untuk berkomunikasi dengan tim yang melakukan pencarian lewat udara," kata anggota Tim SAR Paskhas TNI AU Batalyon 467, Lettu Adi Firdaus, Kamis.
Menurut dia, pencarian korban ini awalnya sesuai dengan koordinat awal, yakni di Kawah Ratu, Gunung Salak, ternyata dalam penyisiran tidak ditemukan ada tanda-tanda keberadaan pesawat tersebut seperti puing-puing.
Namun, pihaknya kembali mendapatkan informasi dari tim pencari lewat udara bahwa koordinatnya berubah atau bergeser ke 06:42:61 dan tim SAR pun langsung bergerak, tetapi tidak sampai di koordinat tersebut.
"Kami sudah mendapatkan info melalui foto udara yang menunjukkan pesawat tersebut menabrak tebing di ketinggian 1.800 meter di kawasan Gunung Salak, tetapi kami tidak berhasil menuju lokasi karena medan yang berat," tambahnya.
Dikatakan Adi Firdaus, saat ini menurut informasi dua tim diberangkatkan pada pukul 16.00 WIB menuju lokasi jatuhnya pesawat. "Kami akui, dengan medan yang seperti itu dan tidak tahunya kondisi alam sekitar cukup menghambat pencarian ini," kata Adi.
Akan tetapi, pihaknya mendapatkan titik terang dari anggotanya yang menangkap sinar pada alat detektor pencariannya yang diduga berasal dari pesawat tersebut.
(KR-ADR)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012