Sukabumi (Antara Kalbar) - Perusahaan pembuat pesawat Sukhoi Superjet 100 meminta izin kepada Taman Nasional Gunung Halimun Salak melalui Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia agar bangkai pesawat naas terserbut dievakuasi.
Kepala TNGHS, Agus Priambudi membenarkan kepada Antara di Sukabumi, Kamis, pihaknya sudah menerima surat permintaan izin dari Kedubes Rusia itu.
"Saya sudah terima surat permintaan izin dari Kedutaan Besar Rusia agar bangkai Sukhoi bisa dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat tersebut," kata Agus.
Namun, dirinya sampai saat ini belum memberikan izin evakuasi karena perlu adanya evaluasi dan tujuan dasar evakuasi tersebut. Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan RI.
Menurut Agus yang bisa memberikan izin evakuasi bangkai pesawat tersebut hanya Kemenhut, namun untuk evakuasi ini perlu adanya kajian yang mendalam mulai dari dampak dan tujuan pihak perusahaan pembuat Sukhoi meminta izin untuk evakuasi bangkai pesawat tersebut.
"Jika tujuannya jelas maka bisa saja kami izinkan untuk dievakuasi, tetapi jika tidak jelas kami pun bisa menolaknya, karena untuk evakuasi bangkai pesawat itu sudah dipastikan akan ada kerusakan hutan dan perlu diperbaiki lagi dalam waktu yang
cukup lama," tambahnya.
Dikatakan dia, bangkai Sukhoi yang masih tersisa seperti dalam bentuk serpihak, bongkahan badan dan sayap pesawat pun masih ada, selain itu ada juga beberapa bagian pesawat yang sudah tertimbun oleh tanah. Selain itu, untuk evakuasi bangkai
pesawat ini pun tidaklah mudah perlu adanya evaluasi dan pengkajian terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengangkutan.
Lebih lanjut, lokasi jatuhnya pesawat ini pun cukup sulit ditembus seperti contohnya untuk evakuasi jasad para korban pun membutuhkan waktu yang lama, karena curamnya medan yang disebabkan lokasi jatuhnya pesawat tersebut berada di jurang yang sangat dalam.
"Maka dari itu, kami pun terus berkoordinasi dengan pihak Kemenhut untuk memastikan apakah layak bangkai pesawat ini dievakuasi," kata Agus.
Jatuhnya Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak ini terjadi pada Mei 2012 lalu, kecelakaan naas ini merenggut 45 korban yang terdiri dari warga negara Indionesia dan asing seperti dari Rusia.
(Riza Fahriza)