Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pembangunan ekonomi di Pulau Kalimantan masih sebatas primer sehingga terkesan lambat dibanding pembangunan ekonomi di pulau lainnya di Indonesia, kata Staf Ahli Gubernur Kalimantan Barat Ida Kartini.

"Akibatnya dengan potensi sumber daya alam yang luar biasa tetapi masih belum mampu meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pulau Kalimantan secara signifikan, mungkin Provinsi Kaltim sebagai pengecualian," kata Ida Kartini di Pontianak, Kamis.

Pulau Kalimantan miliki potensi sumber daya alam yang demikian besar, baik yang dihasilkan dari sektor pertanian, terutama yang dihasilkan dari sub sektor perkebunan seperti kelapa sawit dan karet, sementara pertambangan, seperti migas, batu bara, pasir, besi dan bauksit.

"Tetapi semua hasil SDA tersebut masih diekspor dalam bentuk bahan mentah sehingga masih sebatas primer," ujarnya.

Ida mengatakan, masalah utama yang dihadapi dalam upaya hilirisasi (memperkuat industri hilir) antara lain masih belum terbangunnya iklim investasi yang mendukung dan menarik.

Sarana infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, listrik, air bersih, maupun pelabuhan laut dan udara masih belum memadai.

"Seandainya kita menginginkan pelaksanaan kebijakan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia) dapat kita wujudkan sesuai harapan, tentu dalam implementasinya tidak hanya sebatas mengikuti forum diskusi atau sekadar menghasilkan dokumen perencanaan saja, tetapi harus secara terus menerus diikuti perkembangannya di dievaluasi dan bila perlu dilihat kembali perencanaan yang telah disusun," ujar Ida.


(A057)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012