Pontianak (ANTARA Kalbar) - Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat
akan memperkuat peran bidan dalam mendorong peningkatan penggunaan
metode kontrasepsi jangka panjang pascapersalinan maupun keguguran.
"Kami sudah bertemu dengan Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Kalbar untuk mewujudkan itu," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Dwi Listyawardani di Pontianak, Sabtu.
Ia mengatakan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang tersebut juga untuk mengatur jarak kelahiran yang terjaga. "Kalau terlalu rapat atau dekat, rawan," ujarnya.
Menurut dia, dengan jarak kelahiran yang terjaga, terjadi penjarangan jumlah lahir.
"Ini sekaligus upaya untuk menekan angka kematian ibu dan anak saat kelahiran. Karena Kalbar termasuk yang tinggi," kata Dwi Listyawardani.
Bidan, ujar mantan Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar itu, mempunyai peran sangat penting dalam upaya menekan angka kematian ibu dan anak tersebut.
"Karena mereka yang memberi pelayanan ke masyarakat. Mereka yang bersinergi, termasuk dengan pihak lain," katanya.
BKKBN Perwakilan Kalbar berencana melakukan sosialisasi ke bidan di 14 kabupaten dan kota.
"Setelah Lebaran, kami akan keliling ke 14 kabupaten dan kota melakukan sosialisasi tentang KB pascakelahiran," kata Dwi Listyawardani.
Secara keseluruhan, BKKBN menargetkan adanya 157.510 peserta baru KB sepanjang 2012 di Kalbar.
Persentase pencapaian dari semua jenis penggunaan alat kontrasepsi 42,51 persen, atau 66.962 peserta baru untuk periode Januari - Juni.
Medis operasi wanita (MOW), realisasinya mencapai 63,81 persen dari target 1.470 peserta baru. "Untuk MOW, cukup tinggi dibanding pria," katanya menegaskan.
Realisasi peserta baru KB yang juga tinggi yakni untuk jenis suntikan (71,96 persen), IUD (41,53 persen).
Sedangkan vasektomi dalam satu tahun sebanyak 180 sasaran. Namun realisasi hingga Juni 2012, hanya 27 sasaran, sedangkan untuk pengguna kondom, dari target 25.630 orang, realisasinya 4.646 orang.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Kami sudah bertemu dengan Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Kalbar untuk mewujudkan itu," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Dwi Listyawardani di Pontianak, Sabtu.
Ia mengatakan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang tersebut juga untuk mengatur jarak kelahiran yang terjaga. "Kalau terlalu rapat atau dekat, rawan," ujarnya.
Menurut dia, dengan jarak kelahiran yang terjaga, terjadi penjarangan jumlah lahir.
"Ini sekaligus upaya untuk menekan angka kematian ibu dan anak saat kelahiran. Karena Kalbar termasuk yang tinggi," kata Dwi Listyawardani.
Bidan, ujar mantan Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar itu, mempunyai peran sangat penting dalam upaya menekan angka kematian ibu dan anak tersebut.
"Karena mereka yang memberi pelayanan ke masyarakat. Mereka yang bersinergi, termasuk dengan pihak lain," katanya.
BKKBN Perwakilan Kalbar berencana melakukan sosialisasi ke bidan di 14 kabupaten dan kota.
"Setelah Lebaran, kami akan keliling ke 14 kabupaten dan kota melakukan sosialisasi tentang KB pascakelahiran," kata Dwi Listyawardani.
Secara keseluruhan, BKKBN menargetkan adanya 157.510 peserta baru KB sepanjang 2012 di Kalbar.
Persentase pencapaian dari semua jenis penggunaan alat kontrasepsi 42,51 persen, atau 66.962 peserta baru untuk periode Januari - Juni.
Medis operasi wanita (MOW), realisasinya mencapai 63,81 persen dari target 1.470 peserta baru. "Untuk MOW, cukup tinggi dibanding pria," katanya menegaskan.
Realisasi peserta baru KB yang juga tinggi yakni untuk jenis suntikan (71,96 persen), IUD (41,53 persen).
Sedangkan vasektomi dalam satu tahun sebanyak 180 sasaran. Namun realisasi hingga Juni 2012, hanya 27 sasaran, sedangkan untuk pengguna kondom, dari target 25.630 orang, realisasinya 4.646 orang.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012