Pontianak (ANTARA Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis secara simbolis melakukan penutupan rangka struktur "kubah utama" Gereja Katedral Santo Yosep Pontianak senilai Rp65 miliar di Pontianak, Rabu.
Bangunan yang mengambil gaya "gothic" dan berpatokan pada patron zaman Bizantium pada abad ke-4 itu diharapkan akan menjadi salah satu kebanggaan masyarakat terutama kalangan gereja, kata Ketua Panitia Pembangunan Gereja Katedral Santo Yosep, Frederika Cornelis.
"Bangunan ini dirancang oleh arsitek asli dari Kalbar, didampingi Tim Asistensi Pembangunan Gereja," kata dia.
Model gereja itu mengacu arsitektur klasik "Corinten" yang terlihat dari kubah bulat sebagai kubah utama, dan di atasnya ada kubah kecil lagi yang disebut "Rotunda".
Frederika Cornelis melanjutkan, konstruksi kubah utama menggunakan "space frame" atau rangka ruang. "Konstruksi ini terbilang canggih di Kalimantan Barat dan pertama kali digunakan di gereja,"katanya menjelaskan.
Sedangkan untuk tata suara, menganut sistem tata suara yang sangat akustik dan dirancang dengan sangat baik, sehingga menghasilkan efek suara yang prima.
"Jadi jika Imam menyampaikan khutbah walau tanpa pengeras suara elektronik, maka suaranya akan terdengar jelas oleh umat, demikian sebaliknya," kata Frederika Cornelis.
Tim menggandeng perusahaan lampu "Phillips" untuk mendukung penataan tata cahaya.
Ia berharap, konstruksi bangunan selesai pada november 2012, dilanjutkan sentuhan akhir untuk penyempurnaan sehingga Maret tahun depan sudah selesai dan dapat digunakan pada perayaan Paskah mendatang.
Sedangkan untuk pendanaan, ia mengungkapkan yang terkumpul sudah 75 persen dari anggaran senilai Rp65 miliar. Rinciannya, sebanyak Rp20 miliar merupakan hibah dari Pemprov atau setara 30,77 persen. Sedangkan 44,23 persen biaya terkumpul dari sumbangan donatur, swadaya umat, serta simpatisan.
Gubernur Kalbar Cornelis mengatakan, pencapaian pembangunan gereja tersebut patut disyukuri bersama.
"Pembangunan gereja merupakan upaya untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada jemaat, agar lebih nyaman berbakti dan memuliakan nama Tuhan," kata dia.
Ia melanjutkan, gereja adalah tempat ibadah, dan sebagai sarana untuk mendalami agama sehingga harus dipergunakan sebaik-baiknya.
Selain itu, gereja dapat secara langsung memberi pengaruh positif ke masyarakat serta turut serta berpartisipasi bersama umat lain dalam mewujudkan suasana yang aman, damai, tenteram, baik secara internal, dengan gereja maupun umat lain.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Bangunan yang mengambil gaya "gothic" dan berpatokan pada patron zaman Bizantium pada abad ke-4 itu diharapkan akan menjadi salah satu kebanggaan masyarakat terutama kalangan gereja, kata Ketua Panitia Pembangunan Gereja Katedral Santo Yosep, Frederika Cornelis.
"Bangunan ini dirancang oleh arsitek asli dari Kalbar, didampingi Tim Asistensi Pembangunan Gereja," kata dia.
Model gereja itu mengacu arsitektur klasik "Corinten" yang terlihat dari kubah bulat sebagai kubah utama, dan di atasnya ada kubah kecil lagi yang disebut "Rotunda".
Frederika Cornelis melanjutkan, konstruksi kubah utama menggunakan "space frame" atau rangka ruang. "Konstruksi ini terbilang canggih di Kalimantan Barat dan pertama kali digunakan di gereja,"katanya menjelaskan.
Sedangkan untuk tata suara, menganut sistem tata suara yang sangat akustik dan dirancang dengan sangat baik, sehingga menghasilkan efek suara yang prima.
"Jadi jika Imam menyampaikan khutbah walau tanpa pengeras suara elektronik, maka suaranya akan terdengar jelas oleh umat, demikian sebaliknya," kata Frederika Cornelis.
Tim menggandeng perusahaan lampu "Phillips" untuk mendukung penataan tata cahaya.
Ia berharap, konstruksi bangunan selesai pada november 2012, dilanjutkan sentuhan akhir untuk penyempurnaan sehingga Maret tahun depan sudah selesai dan dapat digunakan pada perayaan Paskah mendatang.
Sedangkan untuk pendanaan, ia mengungkapkan yang terkumpul sudah 75 persen dari anggaran senilai Rp65 miliar. Rinciannya, sebanyak Rp20 miliar merupakan hibah dari Pemprov atau setara 30,77 persen. Sedangkan 44,23 persen biaya terkumpul dari sumbangan donatur, swadaya umat, serta simpatisan.
Gubernur Kalbar Cornelis mengatakan, pencapaian pembangunan gereja tersebut patut disyukuri bersama.
"Pembangunan gereja merupakan upaya untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada jemaat, agar lebih nyaman berbakti dan memuliakan nama Tuhan," kata dia.
Ia melanjutkan, gereja adalah tempat ibadah, dan sebagai sarana untuk mendalami agama sehingga harus dipergunakan sebaik-baiknya.
Selain itu, gereja dapat secara langsung memberi pengaruh positif ke masyarakat serta turut serta berpartisipasi bersama umat lain dalam mewujudkan suasana yang aman, damai, tenteram, baik secara internal, dengan gereja maupun umat lain.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012