Malang (ANTARA Kalbar) - Mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi mensinyalir ada pihak-pihak yang sengaja menjual kasus selisih paham (keyakinan) yang terjadi di Sampang, Madura.  
    
Menurut Hasyim Muzadi, Sabtu, memang ada pihak yang sengaja menjual kasus Sampang ini dengan cara melaporkan pada dunia internasional (PBB) jika di daerah itu ada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

"Padahal, yang melaporkan ini ngerti nggak soal apa itu Sunni, Syiah atau Syariat Islam, bahkan toleransi beragama," tegasnya disela-sela acara halal bihalal DPW PPP Jatim di Ponpes Al-Hikam Malang.

Ia mengemukakan, memang ada dua kategori yang intens dalam menangani kasus Sampang ini. Yang pertama, memang benar-benar ingin menyelesaikannya secara damai dan yang kedua adalah pihak yang sengaja menjual kasus tersebut demi kepentingan kelompok atau pribadi.

Padahal, kasus kekerasan di Sampang ini bisa memukul nama baik bangsa Indonesia dan Ukhuwah Islamiyah. Dan, seakan-akan di Tanah Air ini telah terjadi intoleransi serta eksesnya cukup luas.

Hasyim berharap para ulama di Madura, pemerintah daerah dan aparat kepolisian bisa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah konflik di Sampang ini agar tidak sampai merembet ke daerah lain dan jangan sampai ada pihak yang memperkeruh masalah.

Menyinggung adanya potensi konflik Sampang tersebut merembet ke Malang atau daerah lain yang juga ada masyarakat Islam Sunni dan Syiah, pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam itu mengatakan, sangat kecil, karena Malang berbeda dengan Madura.

Terjadinya konflik kekerasan yang meluas menjadi kerusuhan itu, katanya, disebabkan oleh faktor budaya masyarakat setempat yang berbeda dengan daerah lain yang juga ada komunitas Islam syiah maupun Sunni-nya.

"Di Malang, Bangil, Bandung atau daerah lain juga ada Syiah dan Sunni-nya, namun tidak sampai terjadi konflik seperti di Sampang. Sebab, masyarakat Madura memiliki budaya dan temperamen yang berbeda," tegasnya.

(E009)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012