Depok (Antara Kalbar) - Presiden Terpilih Joko Widodo mempertanyakan prosedur tetap (protap) pasukan pengamanan presiden (paspampres) ketika dirinya melakukan kunjungan berbagai tempat.
"Setiap berkunjung saya selalu menyapa rakyat dan bersalaman. Jadi siapa saja saya salami. Apakah setiap kunjungan berbeda protapnya atau bagaimana," kata Jokowi dihadapan ratusan ulama pesantren dan cendikiawan yang datang dari 34 provinsi dalam acara sarasehan di Pondok Pesantren Al-Hikam 2 di Depok, Jabar, Sabtu.
Jokowi mengatakan harus jelas seperti apa protap Paspampres ketika saya berkunjung ke waduk, pasar ataupun bertemu dengan para ulama.
"Jangan sampai ada masyarakat mengeluh tidak bisa dekat dengan saya, karena saya selalu ingin dekat dengan rakyat," ujarnya.
Ia mengatakan seorang pemimpin bukan hanya duduk empuk di ruangan berpendingin udara dan tanda tangan aja. Kalau pemimpin seperti ini maka mudah saja.
"Yang sulit itu pemimpin yang mau melihat dan mendengar permasalahan langsung dari rakyatnya," ucapnya.
Jokowi mencontohkan ketika dirinya mendapat laporan penduduk miskin yang ada di Jakarta hanya mencapai 3,8 persen. "Laporan tersebut tidak diterima begitu saja karena selama saya 'blusukan' masih banyak sekali rakyat yang miskin."
"Ternyata ada kategori yang menyebutkan rentan miskin yang mencapai 37 persen. Ini bahasa yang diperhalus. Seharusnya tegas saja miskin ya miskin," ucapnya, menegaskan.
Dikatakannya dengan adanya kategori-kategori tersebut terlihat masih adanya mental asal bapak senang (ABS).
Presiden Terpilih Joko Widodo menghadiri Sarasehan Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan di Ponpes Al-Hikam, Beji, Depok dikawal oleh Paspampres, langsung menyambangi kediaman mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi yang berdekatan dengan Ponpes.
Jokowi yang datang menggenakan setelan kemeja putih dan temani oleh Hasyim Muzadi, menemui ratusan kiai dan alim ulama.
Jokowi Ingin Prosedur Paspampres Tidak Halangi Dekati Rakyat
Sabtu, 30 Agustus 2014 21:57 WIB