Entikong (Antara Kalbar) - Kepala Puskesmas Entikong dr. Hidayat Samiaji mengatakan, pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah pehuluan wilayah perbatasan hanya bisa dilaksanakan tiga bulan sekali, karena sulitnya medan dan tidak ada jalan darat.
“Beratnya medan dan transportasi yang hanya mengandalkan jalur sungai menyebabkan petugas medis memberikan pelayanan kepada masyarakat di tapal batas hanya bisa tiga bulan satu kali,†ungkap dr.Hidayat Samiaji, Selasa.
Menurut dia, di desa terujung tapal batas yaitu, Desa Pala Pasang dan Desa Suruh Tembawang ada tenaga medis yang bertugas di desa tesebut, baik di Polindes dan Pustu. Tenaga medis inilah yang saban hari memberikan pelayanan kesehatan. Sedangkan petugas medis dari Puskesmas memberikan pelayanan berupa penyuluhan Kesehatan, pengobatan, pelayanan KB dalam kurun tiga bulan sekali. Hal tersebut d
“Untuk tenaga medis yang ditugaskan di daerah pedalaman perbatasan menetap di desa maupun dusun,†jelasnya.
Ia mengatakan, selama melakukan pelayanan kesehatan biasannya memakan waktu lima hingga enam hari di daerah pehuluan. Selama tim kesehatan Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan di daerah pehuluan perbatasn, keluhan yang dominan di sampaikan warga antara lain, batuk, sesak napas (ispa) dan rematik. Untuk busung lapar atau kurang gizi tidak ditemukan dilapangan, ujar Hidayat.
“Selama saya bertugas hampir lima tahun di Entikong tidak ada busung lapar, namun tahun 2010 lalu sempat mewabah diare di salah satu dusun di daerah pehuluan. Penyebabnya pola hidup yang tidak sehat dan pengaruh lingkungan, namun semenjak kita rutin memberikan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan kepada warga di perbatasan diare sudah jarang sekali dikeluhkan masyarakat ketika kita melakukan pelayanan kesehatan," ucap Hidayat.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat di perbatatasn Entikong khususnya untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, dimulai dari kesehatan pribadi. Jika pola hidup sehat dilakukan niscaya kesehatan akan terjaga dengan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
“Beratnya medan dan transportasi yang hanya mengandalkan jalur sungai menyebabkan petugas medis memberikan pelayanan kepada masyarakat di tapal batas hanya bisa tiga bulan satu kali,†ungkap dr.Hidayat Samiaji, Selasa.
Menurut dia, di desa terujung tapal batas yaitu, Desa Pala Pasang dan Desa Suruh Tembawang ada tenaga medis yang bertugas di desa tesebut, baik di Polindes dan Pustu. Tenaga medis inilah yang saban hari memberikan pelayanan kesehatan. Sedangkan petugas medis dari Puskesmas memberikan pelayanan berupa penyuluhan Kesehatan, pengobatan, pelayanan KB dalam kurun tiga bulan sekali. Hal tersebut d
“Untuk tenaga medis yang ditugaskan di daerah pedalaman perbatasan menetap di desa maupun dusun,†jelasnya.
Ia mengatakan, selama melakukan pelayanan kesehatan biasannya memakan waktu lima hingga enam hari di daerah pehuluan. Selama tim kesehatan Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan di daerah pehuluan perbatasn, keluhan yang dominan di sampaikan warga antara lain, batuk, sesak napas (ispa) dan rematik. Untuk busung lapar atau kurang gizi tidak ditemukan dilapangan, ujar Hidayat.
“Selama saya bertugas hampir lima tahun di Entikong tidak ada busung lapar, namun tahun 2010 lalu sempat mewabah diare di salah satu dusun di daerah pehuluan. Penyebabnya pola hidup yang tidak sehat dan pengaruh lingkungan, namun semenjak kita rutin memberikan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan kepada warga di perbatasan diare sudah jarang sekali dikeluhkan masyarakat ketika kita melakukan pelayanan kesehatan," ucap Hidayat.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat di perbatatasn Entikong khususnya untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, dimulai dari kesehatan pribadi. Jika pola hidup sehat dilakukan niscaya kesehatan akan terjaga dengan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013