Sintang (Antara Kalbar) - Rencana pembangunan jalan pararel nasional di kawasan perbatasan Kabupaten Sintang (Indonesia) dengan Serawak (Malaysia) tampaknya tidak melewati pusat permukiman penduduk di perbatasan. Kondisi ini sangat mengecewakan masyarakat Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah yang sangat mendambakan adanya pembangunan infrastruktur jalan di daerah mereka agar angkutan barang dan jasa dapat berjalan lancar.
Plt Kepala Dinas PU Kabupaten Sintang, Askiman mengungkapkan rencana pembangunan jalan pararel nasional yang dibuat pemerintah pusat tidak menyetuh kawasan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN).
“Berdasarkan hasil survei konsultan, pembangunan jalan pararel nasional ini direncanakan dari Rasau ke Rentong dan tembus kearah Belubu. Ini artinya Desa Jasa dan Desa Nanga Bayan tidak dilintasi oleh jalan pararel nasional. Begitu juga dengan arah menuju gerbang batas di Sungai Kelik juga tidak tersentuh jalan pararel nasional,†ungkapnya.
Padahal, lanjut Askiman, Desa Jasa dan Desa Nanga Bayan tersebut merupakan kawasan strategis yang ditetapkan berdasarkan hasil rapat koordinasi tata ruang daerah oelh Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN).
Dikatakannya, pembangunan ruas jalan pararel nasional untuk daerah Ketungau mulai dari Balai Karangan, Sanggau ke Secangkul menuju Senaning, Sungai Pisau dan Rasau. Dari Rasau kearah Rentong dan tembus kearah Belubu.
Untuk Ketungau Tengah, katanya, ada tiga versi jalan pararel nasional berdasarkan hasil survey konsultan. Pertama dari Sepulau ke Seridan. Kedua dari Nanga Seran tembus ke Jaung, Langau Baru kearah Badau.
Sementara kehendak masyarakat Ketungau Tengah, jalan pararel nasional ini harus menyentuh pada permukiman penduduk sehingga pembangunan jalan tersebut punya nilai manfaat. Askiman menjelaskan dari P2JN, mereka tetap berpegang teguh dari hasil studi kelayakan yang dibuat oleh konsultan.
Pemkab Sintang akan kembali mengusulkan jika memang pemerintah pusat tidak mau mengubah ruas jalan pararel nasional yang direncanakan maka diharapkan dari arah Rasau, Jasa dan Nanga Bayan tembus ke Belubu dan menuju Sungai Kelik dijadikan jalan strategis nasional. Dari Nanga Seran ditembuskan ke Jaung sampai Badau. Berarti dari Nanga Seran sampai ke Simpang Nanga Mengerat menuju ke Sungai Puang dijadikan jalan strategis nasional sehingga menyambung dari Sintang ke Seputau Tiga sampai Simpai Merakai menuju kota Kecamatan Merakai.
“Ini menjadi kesepakatan masyarakat di sana bersama Pemkab Kabupaten Sintang yang akan diusulkan ke pemerintah pusat. Rencananya Kementerian PU akan merubah status jalan tersebut di tahun 2014,†katanya.
Askiman menegaskan harapan masyarakat perbatasan, apapun bentuk pembangunan untuk percepatan pembangunan di kawasan perbatasan, semuanya harus punya nilai manfaat bagi lalu lintas angkutan barang dan jasa sehingga masyarakat perbatasan dapat memanfaatkan jalan yang dibangun.
“Sedangkan rencana pembangunan jalan dari Nanga Seran ke Jaung ini melintasi kawasan hutan produksi dan tidak melintasi kawasan permukiman penduduk,†ungkapnya.
Pembangunan Jalan Paralel Perbatasan Tidak Lewati Pemukiman
Minggu, 18 Agustus 2013 18:12 WIB