Sintang (Antara Kalbar) - Ratusan siswa-siswi SDN 30 Mungguk Gelombang, Kecamatan Ketungau Tengah mengenyam pendidikan dengan serba keterbatasan. Di sekolah ini, para siswa seringkali harus berebut kursi dan ruang kelas setiap kali akan belajar.

SD negeri dengan jumlah siswa mencapai 247 orang tersebut hanya memiliki empat ruang kelas. Kekurangan ruang kelas ini sudah cukup lama dialami SDN 30 Mungguk Gelombang.

Sehari-harinya, setiap ruang kelas terpaksa dibagi menjadi dua ruangan agar seluruh rombongan belajar dari kelas I sampai kelas VI dapat melaksanakan proses belajar mengajar.

Hasilnya proses belajar mengajarpun menjadi tidak efektif. Sebab satu ruang kelas harus diisi oleh dua rombangan belajar dan dua guru yang berbeda. Siswa pun menjadi bingung karena harus mendengar dua suara guru yang mengajar.

Melihat proses belajar mengajar menjadi semakin tidak efektif, Kepala SDN 30 Mungguk Gelombang, Lasin Indrawan bersama Kepala Desa Mungguk Gelombang, Yusak berinisiatif mengumpulkan orangtua siswa untuk mencari solusi terhadap persoalan kekurangan ruang kelas yang dialami sekolah tersebut.

“Hasil musyawarah dengan komite dan orangtua siswa, kami sepakat membangun dua ruang kelas secara swadaya,” tutur Lasin.

Dua ruang kelas yang dibangun secara swadaya oleh komite sekolah ini bukanlah ruang kelas yang permanen. Namun dua ruang kelas yang dibangun pada Januari 2012 tersebut tak ubahnya seperti kandang kambing. Setiap ruang kelas tersebut hanya berukuran 3 x 3 meter. Berdinding dari kulit kayu dan berlantaikan tanah. Hanya atapnya saja yang terbuat dari seng.

Sementara di dalam ruangan kelas ini hanya terisi sebuah papan tulis, meja guru dan 15 meja bersama kursi panjangnya untuk para siswa. Dua ruang kelas tersebut digunakan untuk belajar para siswa kelas I dan kelas II.

Kondisi dua ruang kelas yang mirip kandang kambing tersebut dikatakan Lasin masih lebih baik. Sebab ruang kelas SD Jarak Jauh di Desa Sepulau yang menginduk ke SDN 30 Mungguk Gelombang kondisinya lebih parah lagi.

Di sekolah jarak jauh tersebut, ruang kelasnya juga berdinding kulit kayu, berlantaikan tanah dan beratap daun rumbia. “Di SD Jarak Jauh Sepulau, para siswa sangat kekurangan kursi dan meja untuk belajar sehingga satu meja dan kursi panjang yang harusnya untuk dua siswa terpaksa diduduki tiga orang siswa,” katanya.

Tidak hanya di SD Jarak Jauh Sepulau, di SD Jarak Jauh Sungai Antu yang juga menginduk ke SDN 30 Mungguk Gelombang, para siswanya justru tidak memiliki ruang kelas. Mereka terpaksa belajar di dalam gereja. Rencananya masyarakat di sana akan membangun ruang kelas swadaya seperti yang dibangun di SDN 30 Mungguk Gelombang.

Kades Mungguk Gelombang, Yusak menyampaikan dirinya sudah bosan menyampaikan proposal permohonan pembangunan ruang kelas ke Pemkab Sintang untuk SD yang ada di desanya. “Sudah setumpuk proposal pengajuan pembangunan i Desa Mungguk Gelombang yang disampaikannya kepada Pemkab Sintang. Namun hasilnya nol semua. Tidak ada pengajuan pembangunan yang dipenuhi Pemkab Sintang,” tuturnya.

Yusak pun pernah menyampaikan persoalan kekurangan ruang kelas yang dialami SDN 30 Mungguk Gelombang ke Bupati Sintang, Milton Crosby. Bupati menyarankan dirinya untuk membuat proposal namun setelah proposal dibuat dan diberikan ke Bupati Sintang, kondisi SDN 30 Mungguk Gelombang tetap tidak berubah sampai hari ini.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sintang, YAT Lukman Riberu saat mengunjungi sekolah tersebut menyampaikan keprihatinannya melihat kondisi ruang kelas di SDN 30 Mungguk Gelombang yang seperti kandang kambing ini.

Dia mengatakan Disdik Sintang akan berupaya membangun ruang kelas untuk Sekolah tersebut di tahun 2014. “Saya akan mencari dana apakah dengan menggunakan DAK atau dana lainnya. Kami melihat ruang kelas ini memang sudah tidak layak untuk para siswa belajar di era kemerdekaan ini,” ujarnya.

Dia mengungkapkan dulu di Kecamatan Ambalau juga ada ruang kelas yang seperti ini tapi sudah diperbaiki oleh Disdik Sintang. Dikatakannya, total DAK yang didapat Disdik Sintang untuk rehab ruang kelas tahun 2014 mencapai Rp30 miliar. “Mudah-mudahan ruang-ruang kelas yang rusak dapat diperbaiki,” katanya.

Lukman menyatakan bersyukur pemerintah pusat mau memberikan DAK untuk perbaikan ruang kelas di Kabupaten Sintang sebab anggaran untuk perbaikan sarana prasarana pendidikan dari APBD Sintang itu nol rupiah.

Pewarta: Tantra Nur Andi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013