Jember (Antara Kalbar) - Tabloid "Obor Rakyat" edisi ketiga yang memuat berita menyudutkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla kembali beredar di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Kami menyayangkan masih beredarnya tabloid yang berisi kampanye hitam dengan isu SARA itu dan sejauh ini belum ada tindakan tegas terhadap penyebar tabloid Obor di Jember," kata Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jember Ayub Junaidi, Sabtu.
Menurut dia, tabloid Obor Rakyat edisi ketiga tersebut sengaja dikirim ke sejumlah pondok pesantren di Jember, bahkan jumlah yang dikirim lebih dari 10 eksemplar di masing-masing pesantren.
"Ansor dan Banser Jember akan mencari pelaku peredaran tabloid itu untuk mengetahui siapa penyebar kampanye hitam yang menyudutkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua itu," ucap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jember itu.
Sementara pengasuh Pondok Pesantren Al Falah di Kecamatan Silo, KH Imam Haramain mengaku mendapat kiriman beberapa eksemplar tabloid Obor Rakyat edisi ketiga yang diterima oleh santrinya di halaman pesantren setempat.
"Tabloid itu dikirim oleh orang yang tidak dikenal dengan mengendarai sebuah mobil dan diberikan kepada santri saya yang kebetulan berada di depan pesantren," tuturnya.
Menurut dia, isi tabloid tersebut tidak jauh beda dengan edisi pertama dan kedua, namun edisi ketiga judulnya masih kental dengan isu SARA dan memuat berita negatif tentang calon presiden Jokowi.
"Kami berharap aparat penegak hukum dapat bertindak tegas terhadap pelaku yang sengaja menyebarkan kampanye hitam untuk menyudutkan salah satu pasangan capres dan cawapres karena isinya belum tentu benar," katanya.
Sementara itu, tim advokasi pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jakarta melaporkan pimpinan Redaksi Tabloid Obor kepada Mabes Polri terkait dengan dugaan pelanggaran Pasal 310 KUHP tentang Fitnah dan Pasal 311 KUHP tentang Pencemaran Nama Baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kami menyayangkan masih beredarnya tabloid yang berisi kampanye hitam dengan isu SARA itu dan sejauh ini belum ada tindakan tegas terhadap penyebar tabloid Obor di Jember," kata Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jember Ayub Junaidi, Sabtu.
Menurut dia, tabloid Obor Rakyat edisi ketiga tersebut sengaja dikirim ke sejumlah pondok pesantren di Jember, bahkan jumlah yang dikirim lebih dari 10 eksemplar di masing-masing pesantren.
"Ansor dan Banser Jember akan mencari pelaku peredaran tabloid itu untuk mengetahui siapa penyebar kampanye hitam yang menyudutkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua itu," ucap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jember itu.
Sementara pengasuh Pondok Pesantren Al Falah di Kecamatan Silo, KH Imam Haramain mengaku mendapat kiriman beberapa eksemplar tabloid Obor Rakyat edisi ketiga yang diterima oleh santrinya di halaman pesantren setempat.
"Tabloid itu dikirim oleh orang yang tidak dikenal dengan mengendarai sebuah mobil dan diberikan kepada santri saya yang kebetulan berada di depan pesantren," tuturnya.
Menurut dia, isi tabloid tersebut tidak jauh beda dengan edisi pertama dan kedua, namun edisi ketiga judulnya masih kental dengan isu SARA dan memuat berita negatif tentang calon presiden Jokowi.
"Kami berharap aparat penegak hukum dapat bertindak tegas terhadap pelaku yang sengaja menyebarkan kampanye hitam untuk menyudutkan salah satu pasangan capres dan cawapres karena isinya belum tentu benar," katanya.
Sementara itu, tim advokasi pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jakarta melaporkan pimpinan Redaksi Tabloid Obor kepada Mabes Polri terkait dengan dugaan pelanggaran Pasal 310 KUHP tentang Fitnah dan Pasal 311 KUHP tentang Pencemaran Nama Baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014