Pontianak (Antara Kalbar) - Agung Trihatmodjo, sutradara muda asal Pontianak, mengangkat isu tentang kompleksitas kehidupan masyarakat perbatasan dari sudut pandang sulitnya melakukan transaksi keuangan secara resmi karena terhambat aturan dan legalitas pekerja.

"`Jaladri Sang Pejuang` adalah sisi lain dari problematika di perbatasan yang ingin kami angkat dalam bentuk layar lebar berdasarkan kisah nyata," kata Agung saat dihubungi di Pontianak, Sabtu.

"Jaladri Sang Pejuang" itu mengambil latar sebuah desa di pesisir Kalbar yang terletak di wilayah perbatasan Indonesia - Malaysia dimana hampir 90 persen warganya berprofesi sebagai kurir pengambil uang dari para TKI Ilegal yang bekerja di perkebunan sawit Malaysia.

Usianya beragam tidak terkecuali anak-anak. Menurut Agung, 9 dari 10 anak-anak di desa itu telah mengenal profesi ini sejak usia 8-10 tahun.

Padahal, lanjut dia, ada risiko pekerjaan yang sangat berbahaya namun dilalui dengan sangat santai oleh para anak-anak disana.

"Sebab, persoalan akan pendidikan, kesehatan hingga kesejahteraan anak-anak di desa tersebut tidak pernah diperhatikan dan belum juga terselesaikan," kata dia.

Di film dengan durasi 47 menit itu, dimulai kisah tentang Jaladri yang lahir di atas sampan.

Sang ibu yang berniat agar Jaladri lahir di Kota Sambas, tak terwujud karena sulitnya transportasi dari dusunnya itu. Jaladri sendiri dipanggil dengan sebutan Juang oleh ayahnya.

Sementara May, kakaknya, lahir di Malaysia karena jarak yang lebih dekat serta jaminan kesehatan.

Ayah Juang bekerja sebagai pembawa uang bagi pekerja ilegal di perkebunan milik Malaysia. Pekerjaan tersebut bukannya tanpa risiko karena ada ancaman maut dari perompak yang mengincar sepanjang sungai kecil menuju perbatasan.

Suatu saat, Juang menggantikan pekerjaan ayahnya itu dan nyaris menjadi korban perompakan.

Agung menambahkan, Jaladri Sang Pejuang masih tayang terbatas dan rencananya akan ditayangkan pula di bioskop Pontianak.

Ia berharap, akan ada perubahan kebijakan bagi pembangunan di kawasan perbatasan.

Film itu menggandeng pemain lokal dan didukung oleh TVRI Stasiun Provinsi Kalbar.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014