Jakarta (Antara Kalbar) - Bank Indonesia mengharapkan harga bahan bakar minyak bersubsidi dapat naik sebelum Bank Sentral Amerika The Fed mulai menaikkan suku bunga (Fed fund rate) yang diperkirakan terjadi pada pertengahan 2015.

         "Sebaiknya kalau bisa dilakukan pada Q4 (triwulan IV-2014) akan sangat baik tapi kalau bisa jangan lewat dari Februari," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.

          Mirza menuturkan, semakin cepat kenaikan harga BBM dilakukan maka akan lebih baik.

          Ia menilai, kenaikan harga BBM tersebut menunjukkan iktikad kuat dari pemerintah untuk melakukan reformasi struktural dengan lebih awal.

         Menurut Mirza, menaikkan harga BBM merupakan opsi yang tepat untuk mengatasi masalah defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan. Jika kebijakan kenaikan harga BBM terus ditunda-tunda, efek inflasinya juga akan tertunda sehingga kebijakan moneter ketat juga akan terus dilakukan oleh Bank Indonesia.

        "Misalnya kenaikan BBM sekarang, nanti kan penurunan inflasinya akan lebih cepat. Katakan, inflasi turun beberapa bulan setelah kenaikan tapi kan semakin tertunda kan kenaikan inflasinya tertunda kebijakan ekonomi moneternya akan masih terus kan," ujar Mirza.

         Mirza juga berharap, kenaikan harga BBM bersubsidi sebaiknya dilakukan sekali dan dengan harga tinggi dibandingkan naik gradual dengan harga rendah.

       "Kalau BBM naik Rp1000 per liter itu kan tetap saja terjadi inflasi tapi mengatasi defisit anggaran untukk tahun anggaran 2015 dan defisit transaksi berjalan 2015 kan lebih kecil. Minyak nya kan? Sehingga nanti 2015 perlu dinaikin lagi Rp2.000 per liter. Ya lebih baik langsung dinaikkan sekali Rp3.000 per liter," kata Mirza.

         Ia meyakini, defisit transaksi berjalan akan lebih positif apabila harga BBM bersubsidi dinaikkan atau dengan kata lain berkurangnya jumlah impor BBM yang selama ini membebani APBN.

         Terkait dengan dampak kenaikan harga BBM terhadap laju inflasi, Mirza memperkirakan kenaikan harga Rp3000 per liter akan menyebabkan inflasi naik sekitar 2,5-3 persen.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014