Pontianak (Antara Kalbar) - Masyarakat Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas berharap pemerintahan di bawah Presdien Joko Widodo kembali memperkuat keamanan di wilayah perbatasan, terutama perbatasan darat dan laut Kalbar (Tanjung Datuk) - Malaysia.

"Sebagai masyarakat perbatasan, kami berharap pemerintah sekarang memperhatikan keamanan di perbatasan. Selain itu juga memperhatikan pembangunan infastruktur di perbatasan," kata Ketua Relawan Bela Negara Ruslan saat dihubungi di Sambas, Senin.

Ia menjelaskan dengan terciptanya rasa aman di kawasan perbatasan, maka aktivitas masyarakat yang bermukim di kawasan perbatasan akan berjalan dengan lancar dan tenang.

"Harapan itu, bukan berarti saat ini kawasan perbatasan tidak aman, tetapi tetap harus ditingkatkan lagi, sehingga seperti kasus dibangunnya tiang pancang rambu suar oleh pihak Malaysia yang sebelumnya dibangun di Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, tidak terulang kembali," ungkapnya.

Bila perlu, menurut dia dalam pengamanan batas negara, seperti pengamanan patok batas, masyarakat di perbatasan dilibatkan dalam hal penjagaan maupun lainnnya, sehingga bisa mengetahui letak dan posisinya, serta menjadi saksi hidup.

"Mudah-mudahan pemerintahan sekarang, lebih memperhatikan, pembangunan, keamanan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di perbatasan," ujarnya.

Apalagi menurut dia, sudah tiga kali permasalahan perbatasan di Temajuk mencuat, yakni kasus Gosong Niger, Camar Bulan, dan sekarang pembangunan rambu suar oleh Malaysia.

Tanjung Datuk merupakan wilayah perbatasan di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar.

Areal Tanjung Datuk termasuk di dalamnya Gosong Niger di wilayah laut dan Camar Bulan di wilayah darat yang sampai sekarang titik ikat dan patok batas Provinsi Kalbar (Republik Indonesia) dan Negara Bagian Sarawak (Federasi Malaysia), masih bermasalah karena belum disepakati.*

Pewarta: Andilala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014