Bengkayang (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Bengkayang menempatkan prioritas bagi siswa inklusif atau berkebutuhan khusus untuk pembangunan dunia pendidikan di kabupaten tersebut.
Berdasarkan data pemerintah daerah setempat, tercatat ada 204 pelajar berkebutuhan khusus yang mengenyam pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP, hingga sekolah menengah atas.
"Mereka tersebar di 66 sekolah di Kabupaten Bengkayang," kata Kasi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang, Adris.
Ia melanjutkan, SDN 01 Ledo merupakan sekolah terbanyak menampung siswa berkebutuhan khusus yakni sebanyak 26 siswa.
"Awalnya kami bingung bagaimana mendidik siswa berkebutuhan khusus. Lama kelamaan kami paham dan sekarang semua guru telah mendapatkan pendidikan dan latihan bagaimana mendidikan pelajar berkebutuhan khusus," kata Wiana, Kepala Sekolah SDN 01 Ledo.
Kadis Pendidikan Kabupaten Bengkayang, DR Yan menuturkan salah satu strategi peningkatan IPM adalah penyelenggaraan pendidikan inklusif. Pendidikan terbuka untuk semua anak, termasuk anak anak berkebutuhan khusus.
"Pendidikan inklusif adalah pendidikan tanpa membedakan fisik, psikis, suku, agama dan lain sebagainya," kata Yan.
Ia menegaskan, Bengkayang bertekad untuk memberikan layanan pendidikan bagi semua anak. Karena itu, Bengkayang menjadi kabupaten pertama yang mendeklarasikan diri sebagai kabupaten yang melaksanakan pendidikan inklusif.
"Kami bertekad melaksanakan pendidikan inklusif, karena pendidikan inklusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Bengkayang," kata Yan saat peluncuran Kabupaten Bengkayang sebagai Kabupaten Pendidikan Inklusif.
"Dengan pendidikan inklusif, pemerintah menjamin setiap anak yang berkebutuhan untuk mendapatkan layanan pendidikan sehingga bisa menjadi generasi yang handal," tambah Yan.
Wakil Bupati Bengkayang Agustinus Naon merasa bahagia karena pelaksanaan pendidikan inklusif mendukung visi misi Pemerintah Kabupaten Bengkayang.
"Sektor pendidikan memiliki pran yang sangat strategis untuk mencerdaskan dan mensejahterahkan masyarakat," kata Naon.
Mendukung pendidikan inklusif dan untuk memberikan pelayanan kepada anak anak berkebutuhan khusus, pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Bengkayan telah menguliahkan 24 pelajar untuk dididik khusus di salah satu universitas di Bandung.
"Mereka yang kita kuliahkan bertujuan untuk mendukung pendidikan inklusif yang kita usung," terang Naon.
Parbubu, pejabat yang mewakili Gubernur Kalimantan Barat meminta kepada seluruh warga untuk tidak meremehkan anak anak berkelebihan khusus, tidak diskriminasi, tetap memberikan layanan seperti anak anak normal lainnya.
"Ini tugas kita bersama untuk mendidikan siswa siswa yang berkebutuhan khusus. Karenanya mari kita bekerja keras sesuai dengan diharapkan pemerintah sekarang," kata Parbubu.
Deklarasi pendidikan inklusif di Kabupaten Bengkayang dihadiri DR. Sanusi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Kami memberikan apresiasi kepada Kabupaten Bengkayang yang telah mendeklarasaikan diri sebagai Kabupaten Penyelenggaran Pendidikan Inklusif," ujar Sanusi.
Menurut Sanusi, banyak kegiatan yang disiapkan untuk mendukung pendidikan inklusif, seperti pembangunan fisik dan non fisik.
"Untuk fisik kita membangun unit sekolah baru, sementara untuk non fisik berupa beasiswa untuk siswa inklusif," kata Sanusi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Berdasarkan data pemerintah daerah setempat, tercatat ada 204 pelajar berkebutuhan khusus yang mengenyam pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP, hingga sekolah menengah atas.
"Mereka tersebar di 66 sekolah di Kabupaten Bengkayang," kata Kasi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang, Adris.
Ia melanjutkan, SDN 01 Ledo merupakan sekolah terbanyak menampung siswa berkebutuhan khusus yakni sebanyak 26 siswa.
"Awalnya kami bingung bagaimana mendidik siswa berkebutuhan khusus. Lama kelamaan kami paham dan sekarang semua guru telah mendapatkan pendidikan dan latihan bagaimana mendidikan pelajar berkebutuhan khusus," kata Wiana, Kepala Sekolah SDN 01 Ledo.
Kadis Pendidikan Kabupaten Bengkayang, DR Yan menuturkan salah satu strategi peningkatan IPM adalah penyelenggaraan pendidikan inklusif. Pendidikan terbuka untuk semua anak, termasuk anak anak berkebutuhan khusus.
"Pendidikan inklusif adalah pendidikan tanpa membedakan fisik, psikis, suku, agama dan lain sebagainya," kata Yan.
Ia menegaskan, Bengkayang bertekad untuk memberikan layanan pendidikan bagi semua anak. Karena itu, Bengkayang menjadi kabupaten pertama yang mendeklarasikan diri sebagai kabupaten yang melaksanakan pendidikan inklusif.
"Kami bertekad melaksanakan pendidikan inklusif, karena pendidikan inklusif untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Bengkayang," kata Yan saat peluncuran Kabupaten Bengkayang sebagai Kabupaten Pendidikan Inklusif.
"Dengan pendidikan inklusif, pemerintah menjamin setiap anak yang berkebutuhan untuk mendapatkan layanan pendidikan sehingga bisa menjadi generasi yang handal," tambah Yan.
Wakil Bupati Bengkayang Agustinus Naon merasa bahagia karena pelaksanaan pendidikan inklusif mendukung visi misi Pemerintah Kabupaten Bengkayang.
"Sektor pendidikan memiliki pran yang sangat strategis untuk mencerdaskan dan mensejahterahkan masyarakat," kata Naon.
Mendukung pendidikan inklusif dan untuk memberikan pelayanan kepada anak anak berkebutuhan khusus, pada tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Bengkayan telah menguliahkan 24 pelajar untuk dididik khusus di salah satu universitas di Bandung.
"Mereka yang kita kuliahkan bertujuan untuk mendukung pendidikan inklusif yang kita usung," terang Naon.
Parbubu, pejabat yang mewakili Gubernur Kalimantan Barat meminta kepada seluruh warga untuk tidak meremehkan anak anak berkelebihan khusus, tidak diskriminasi, tetap memberikan layanan seperti anak anak normal lainnya.
"Ini tugas kita bersama untuk mendidikan siswa siswa yang berkebutuhan khusus. Karenanya mari kita bekerja keras sesuai dengan diharapkan pemerintah sekarang," kata Parbubu.
Deklarasi pendidikan inklusif di Kabupaten Bengkayang dihadiri DR. Sanusi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Kami memberikan apresiasi kepada Kabupaten Bengkayang yang telah mendeklarasaikan diri sebagai Kabupaten Penyelenggaran Pendidikan Inklusif," ujar Sanusi.
Menurut Sanusi, banyak kegiatan yang disiapkan untuk mendukung pendidikan inklusif, seperti pembangunan fisik dan non fisik.
"Untuk fisik kita membangun unit sekolah baru, sementara untuk non fisik berupa beasiswa untuk siswa inklusif," kata Sanusi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014