Pontianak  (Antara Kalbar) - Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Kalbar Anna Verdiana Iman Kalis mengungkapkan, hingga akhir 2014, tercatat 4.000 lebih masyarakat di Kalbar terkena HIV/AIDS dan lebih dari 50 persen usia remaja.

"Ini menjadi salah satu keprihatinan kita, karena saat ini Kalbar termasuk salah satu daerah yang memiliki angka tinggi untuk pengidap HIV/AIDS, kita prihatin, hingga akhir 2014 tercatat 4.000 lebih masyarakat di Kalbar terkena HIV/AIDS dan lebih dari 50 persen merupakan remaja dari usia belasan sampai 30 tahun," kata Anna di Pontianak, Jumat.

Menurutnya, untuk meminimalisir tingginya angka penderita HIV AIDS tersebut, pihaknya telah melakukan rapat kerja dengan komisi V DPRD Kalbar untuk membahas hal itu, termasuk anak dibawah umur yang menjadi korban prostitusi.

"Dari rapat tersebut diketahui, ada anggota Komisi V yang telah bergerak langsung untuk mengecek cafe-cafe plus yang ada di kota Pontianak yang mempekerja anak dibawah umur. Namun, pada umumnya, cikal bakal anak-anak yang menjadi korban prostitusi ini lebih dikarenakan anak-anak yang menyewa kamar kos sebagai tempat tinggal," tuturnya.

Dan terbukti, lanjutnya, anak-anak yang menyewa kost itu lebih rentan menjadi korban prostitusi dimana mereka ada yang bekerja di cafe-cafe tersebut.

Untuk menanggulangi semakin banyaknya anak dibawah umur yang menjadi korban prostitusi, dia menyatakan tentu peran orang tua untuk mengawasi anaknya sangat besar.

"Dan kami sangat mendukung langkah Walikota Pontianak yang mengeluarkan larangan bagi anak kota Pontianak yang ngekos. Kami dari BP3AKP melalui program yang ada, kami sedang menggalakkan kampanye bahaya HIV AIDS dan sosialisasi kesehatan restribusi kepada remaja, karena mereka harus mengetahui bahaya yang mengancam dari prilaku hubungan bebas," katanya.

Untuk itu dirinya menghimbau agar pemilik dan pengelola rumah kost agar bisa lebih selektif dalam memilih calon penyewa kos mereka, dan ini tentu sangat berpengaruh dalam menjaga nama baik kos yang dikelola.

"Jika ada anak kost nya yang bermasalah, tentu semua penghuni dan pemilik kost nya juga akan jelek," tuturnya.

(U.KR-RDO/B/B008/B008) 20-02-2015 15:17:32

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015