Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat M Zeet Hamdy Assovie mengatakan bahwa pihaknya siap untuk memerangi kelompok yang mengembangkan paham radikal dan terorisme.

"Saat ini paham radikal sepertinya terus menyebar luas di pelosok Tanah Air dan sebagai warga NU, jelas kami sangat menyayangkan hal tersebut. Namun, jika kami menemukan ada kelompok yang mencoba menyebarkan paham itu di Kalbar, kita jelas siap untuk turun memeranginya," kata M Zeet di Pontianak, Minggu.

Dia menjelaskan, NU merupakan ajaran Islam yang mengedepankan aspek "rahmatan lil allamin" karena sadar bahwa Indonesia bukan negara agama, tetapi negara bangsa. Oleh karena itu, paham kebangsaan menjadi basis berpikir warga NU.

Terkait adanya paham radikal yang mengatasnamakan agama, apa lagi mengaitkan paham radikal itu ke Islam.

"Kami menilai bahwa paham radikal yang mengatasnamakan agama adalah paham yang tidak berdasar dan tidak ada rujukannya. Karena sepengetahuan saya, tidak ada ajaran dalam agama Islam yang mengajarkan tentang paham radikal atau terorisme," tuturnya.

Karena, lanjutnya, sebagai umat Islam yang taat terhadap Islam yang berdasarkan Al Quran, Hadits serta ijma (konsensus) para ulama, dia mengaku belum pernah menemukan ada referensi yang mengarahkan Islam ke ajaran kekerasan.

"Tentu kita sebagai orang Islam merasa prihatin dan saya minta kepada semua pihak yang mengatasnamakan Islam dalam kekerasan agar bisa kembali melakukan telaah agama dengan benar dan tidak belajar sepotong-sepotong dari setiap apa yang diajarkan dalam Al Quran, Hadist maupun ajaran ulama," katanya.

Yang dia tahu selama ini, setiap yang mengatasnamakan Islam untuk kekerasan itu lebih dilatarbelakangi oleh kepentingan politik atau kepentingan ekonomi.

"Dan kami sebagai warga NU Kalbar jelas tidak bisa menerima hal tersebut dan menolak dengan keras berbagai bentuk paham radikal dan terorisme. Kalau sampai paham itu ada di Kalbar, maka kami dari warga NU secara serentak siap untuk turun dan memeranginya," katanya.

Namun, sejauh ini lanjutnya, dia belum melihat adanya kelompok yang mengembangkan paham radikal tersebut. Meski demikian dia tidak menampik sudah menemukan adanya beberapa orang yang sudah mulai mempelajari paham-paham Jihad yang bisa saja keluar dari ajaran Islam.

"Untuk itu saya meminta kepada para ulama dan semua tokoh agama di Kalbar agar memberikan bimbingan agama dengan benar kepada semua umat Islam. Jadikanlah masjid dan pondok pesantren sebagai tempat untuk menyejukkan, bukan untuk kekerasan," tuturnya.

Dia juga mengimbau kepada pemerintah daerah agar bisa lebih sering melakukan diskusi dan komunikasi dengan tokoh agama dan ulama yang ada di Kalbar.

"Jangan, sedikit-sedikit menaruh curiga dan main tangkap. Negara ini negara hukum, tentu tidak bisa main tangkap saja tanpa diketahui akar permasalahannya," katanya.

Hal ini, ujarnya, sudah terjadi, banyak situs keagamaan yang diblokir oleh pemerintah pusat, tanpa mengetahui dan mempelajari lebih jauh dari situs tersebut.

"Ini tentu bisa menimbulkan keresahan pada masyarakat dan kita harapkan Kalbar tidak seperti itu," kata M Zeet.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015