Pontianak (Antara Kalbar) - Investor asal China siap mengucurkan dana triliunan rupiah untuk membangun kawasan pangan yang moderen di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
"Ini merupakan bentuk komitmen investor dalam membangun kawasan pangan atau food estate di Ketapang," kata anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan saat dihubungi di Pontianak, Kamis.
Ia melanjutkan, saat pertemuan di Ketapang, Rabu (6/5), baik investor, Pemkab Ketapang, Pemprov Kalbar dan Kementerian Pertanian, sudah sepakat untuk bersama-sama mewujudkan food estate.
Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Bupati Ketapang yang diwakili Plt Sekda dan investor serta Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin.
Daniel Johan yang memprakarsai dan mendorong agar kawasan pangan itu terwujud, bersama Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian yang mewakili kementerian ikut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tersebut.
Pada akhir Maret lalu, Daniel Johan juga sudah meninjau calon lokasi kawasan pangan yang terletal di kawasan Desa Sukamaju Ketapang itu.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat, tim ahli dari investor didukung oleh pemda dan Kementerian Pertanian akan meneliti kesesuaian lahan dan pemetaan lokasi.
"Rencananya pertengahan Mei kemungkinan tim ahli akan datang ke Ketapang," ujar Daniel, politisi PKB daerah pemilihan Kalbar itu. Pada tahap awal, tanaman yang dijadikan fokus adalah padi. Selain itu, akan dibangun pula pusat penelitian sekaligus produksi bibit lokal unggul. Ke depan, lanjut dia, akan dikembangkan jagung dan ternak. "Karena semangatnya membangun bioagrikultur yang zero limbah," kata nya.
Mengenai komposisi kepemilikan, perusahaan dalam negeri tetap menjadi mayoritas yakni 51 persen dan investor asing 49 persen. Sedangkan untuk petani, menggunakan sistem pola inti plasma dimana petani akan mendapat bagi hasil yang tetap permasa panen untuk menjamin petani sejahtera.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin menambahkan, areal yang dibutuhkan untuk tahap awal sekitar 10 ribu hektare. "Makin luas makin baik. Yang jelas mereka ingin membangun pertanian modern dengan standar dunia," kata Hazairin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Ini merupakan bentuk komitmen investor dalam membangun kawasan pangan atau food estate di Ketapang," kata anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan saat dihubungi di Pontianak, Kamis.
Ia melanjutkan, saat pertemuan di Ketapang, Rabu (6/5), baik investor, Pemkab Ketapang, Pemprov Kalbar dan Kementerian Pertanian, sudah sepakat untuk bersama-sama mewujudkan food estate.
Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Bupati Ketapang yang diwakili Plt Sekda dan investor serta Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin.
Daniel Johan yang memprakarsai dan mendorong agar kawasan pangan itu terwujud, bersama Kepala Badan Litbang Kementerian Pertanian yang mewakili kementerian ikut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tersebut.
Pada akhir Maret lalu, Daniel Johan juga sudah meninjau calon lokasi kawasan pangan yang terletal di kawasan Desa Sukamaju Ketapang itu.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat, tim ahli dari investor didukung oleh pemda dan Kementerian Pertanian akan meneliti kesesuaian lahan dan pemetaan lokasi.
"Rencananya pertengahan Mei kemungkinan tim ahli akan datang ke Ketapang," ujar Daniel, politisi PKB daerah pemilihan Kalbar itu. Pada tahap awal, tanaman yang dijadikan fokus adalah padi. Selain itu, akan dibangun pula pusat penelitian sekaligus produksi bibit lokal unggul. Ke depan, lanjut dia, akan dikembangkan jagung dan ternak. "Karena semangatnya membangun bioagrikultur yang zero limbah," kata nya.
Mengenai komposisi kepemilikan, perusahaan dalam negeri tetap menjadi mayoritas yakni 51 persen dan investor asing 49 persen. Sedangkan untuk petani, menggunakan sistem pola inti plasma dimana petani akan mendapat bagi hasil yang tetap permasa panen untuk menjamin petani sejahtera.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin menambahkan, areal yang dibutuhkan untuk tahap awal sekitar 10 ribu hektare. "Makin luas makin baik. Yang jelas mereka ingin membangun pertanian modern dengan standar dunia," kata Hazairin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015