Sungai Raya, Kalbar (Antara Kalbar) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya mengatakan terjadi penurunan tingkat kebakaran lahan yang ada di Indonesia pada tahun ini, sebesar 37 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2014 lalu.
"Pada tahun lalu, jumlah titik api yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia pada periode yang sama ditahun 2014 ada sekitar 9.254 titik api, sedangkan sekarang dengan periode yang sama, terjadi penurnan cukup tajam, dimana hanya ada 3500 titik. Artinya ini turun sekitar 37 persen," kata Siti Nurbaya saat melakukan kunjungan kerja di Kalbar, Jumat.
Menurutnya, hal itu menjadi suatu kemaujuan yang sangat baik,, karena meski pembakaran lahan masih terjadi, namun setidaknya ada penurunan dibanding tahun lalu.
"Kita harapkan agar hal ini bisa terus menurun, bahkan nanti tidak ada lagi pembakaran lahan. Untuk menurunkan angka pembakaran lahan itu, tentu diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak, baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, Polda, TNI, pihak swasta, bahkan sampai masyarakat sekali pun," tuturnya.
Namun, yang lebih penting lanjutnya, adalah peran perusahaan swasta, khususnya yang bergerak di bidang perkebunan. Karena sejauh ini, perusahaan swasta memiliki luasan lahan olahan yang cukup besar hampir diseluruh wilayah Indonesia.
"Jika perusahaan swasta tidak ikut dilibatkan, tentu ini akan sulit untuk melakukan upaya pencegahan dan pemadaman api, bila terjadi kebakaran lahan," kata Siti Nurbaya.
Ditempat yang sama, Kepala BKSDA Kalbar, Sustyo Iriono mengatakan jumlah titik api di Kalimantan Barat selama tahun 2015 ini juga mengalami penurunan yang cukup jauh, pada periode yang sama terjadi 2.712 titik api, namun pada tahun ini hanya ada sekitar 373 titik api.
"Jumlahnya jelas sangat menurun dibanding tahun lalu. Namun, karena turun, bukan berarti kita bisa bersantai saja karena kita tetap akan melakukan upaya pencegahan pembakaran lahan," katanya.
Diantara beberapa upaya yang dilakukan oleh BKSDA Kalbar diantaranya adalah, dengan melakukan pengelolaan dan distribusi data/informasi hotspot kepada para pihak. Kemudian dengan melakukan patroli pencegahan dan ground check hotspot darat dan udara.
"Kami juga akan terus menggencarkan penyuluhan dan pembinaan yang berkelanjutan untuk mengubah perilaku petani dalam penyiapan lahan pertanian dari cara membakar menjadi tanpa membakar. Kita juga telah mendorong upaya penegakan hukum bersama Polda Kalbar, untuk menindak tegas para pelaku pembakar lahan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Pada tahun lalu, jumlah titik api yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia pada periode yang sama ditahun 2014 ada sekitar 9.254 titik api, sedangkan sekarang dengan periode yang sama, terjadi penurnan cukup tajam, dimana hanya ada 3500 titik. Artinya ini turun sekitar 37 persen," kata Siti Nurbaya saat melakukan kunjungan kerja di Kalbar, Jumat.
Menurutnya, hal itu menjadi suatu kemaujuan yang sangat baik,, karena meski pembakaran lahan masih terjadi, namun setidaknya ada penurunan dibanding tahun lalu.
"Kita harapkan agar hal ini bisa terus menurun, bahkan nanti tidak ada lagi pembakaran lahan. Untuk menurunkan angka pembakaran lahan itu, tentu diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak, baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, Polda, TNI, pihak swasta, bahkan sampai masyarakat sekali pun," tuturnya.
Namun, yang lebih penting lanjutnya, adalah peran perusahaan swasta, khususnya yang bergerak di bidang perkebunan. Karena sejauh ini, perusahaan swasta memiliki luasan lahan olahan yang cukup besar hampir diseluruh wilayah Indonesia.
"Jika perusahaan swasta tidak ikut dilibatkan, tentu ini akan sulit untuk melakukan upaya pencegahan dan pemadaman api, bila terjadi kebakaran lahan," kata Siti Nurbaya.
Ditempat yang sama, Kepala BKSDA Kalbar, Sustyo Iriono mengatakan jumlah titik api di Kalimantan Barat selama tahun 2015 ini juga mengalami penurunan yang cukup jauh, pada periode yang sama terjadi 2.712 titik api, namun pada tahun ini hanya ada sekitar 373 titik api.
"Jumlahnya jelas sangat menurun dibanding tahun lalu. Namun, karena turun, bukan berarti kita bisa bersantai saja karena kita tetap akan melakukan upaya pencegahan pembakaran lahan," katanya.
Diantara beberapa upaya yang dilakukan oleh BKSDA Kalbar diantaranya adalah, dengan melakukan pengelolaan dan distribusi data/informasi hotspot kepada para pihak. Kemudian dengan melakukan patroli pencegahan dan ground check hotspot darat dan udara.
"Kami juga akan terus menggencarkan penyuluhan dan pembinaan yang berkelanjutan untuk mengubah perilaku petani dalam penyiapan lahan pertanian dari cara membakar menjadi tanpa membakar. Kita juga telah mendorong upaya penegakan hukum bersama Polda Kalbar, untuk menindak tegas para pelaku pembakar lahan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015