Pontianak (Antara Kalbar) - Laju inflasi di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat tahun kalender Januari hingga Desember 2015, turun dibanding tahun sebelumnya.
"Penurunan inflasi sepanjang tahun 2015, berkat kerja keras tim TPID (Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah) kabupaten/kota dan Provinsi Kalbar," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar Badar saat menyampaikan berita resmi statistik di Pontianak, Senin.
Berdasarkan data BPS, angka inflasi Januari - Desember 2015 sebesar 6,17 persen atau lebih rendah dibanding sepanjang tahun 2014 sebesar 9,38 persen.
Ia menambahkan, tingkat inflasi Desember 2015 terhadap Desember 2014 juga sebesar 6,17 persen.
"Sementara untuk laju inflasi di Kota Pontianak sepanjang Desember 2015, sebesar 0,96 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 129,76," ungkapnya.
Terjadinya inflasi di Kota Pontianak, karena adanya kenaikan pada enam kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,19 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,21 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,36 persen; kesehatan 0,10 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,00 persen, kemudian kelompok komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,37 persen.
"Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni sandang minus sebesar 0,54 persen," kata Badar.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sepanjang Desember 2015 antara lain, angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, ikan kembung, mie kering instan, tarif listrik, wortel, telur ayam ras, tomat sayur, dan roti manis.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain, nanas, buncis, cabai rawit, minyak goreng, ketimun, kangkung, emas perhiasan, jeruk, sawi hijau, dan kacang panjang, kata Badar.
Dalam kesempatan itu, Badar menambahkan, dari 82 kota di Indonesia tercatat semua kota sepanjang Desember 2015 mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Marauke sebesar 2,87 persen, dan terendah di Kota Cirebon sebesar 0,27 persen.
Sementara itu, di wilayah Pulau Kalimantan yang berjumlah sembilan kota, juga semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Sampit sebesar 1,34 persen, dan terendah di Kota Balikpapan sebesar 0,76 persen, kata Badar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Penurunan inflasi sepanjang tahun 2015, berkat kerja keras tim TPID (Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah) kabupaten/kota dan Provinsi Kalbar," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar Badar saat menyampaikan berita resmi statistik di Pontianak, Senin.
Berdasarkan data BPS, angka inflasi Januari - Desember 2015 sebesar 6,17 persen atau lebih rendah dibanding sepanjang tahun 2014 sebesar 9,38 persen.
Ia menambahkan, tingkat inflasi Desember 2015 terhadap Desember 2014 juga sebesar 6,17 persen.
"Sementara untuk laju inflasi di Kota Pontianak sepanjang Desember 2015, sebesar 0,96 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 129,76," ungkapnya.
Terjadinya inflasi di Kota Pontianak, karena adanya kenaikan pada enam kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,19 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,21 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,36 persen; kesehatan 0,10 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,00 persen, kemudian kelompok komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,37 persen.
"Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni sandang minus sebesar 0,54 persen," kata Badar.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sepanjang Desember 2015 antara lain, angkutan udara, daging ayam ras, bawang merah, ikan kembung, mie kering instan, tarif listrik, wortel, telur ayam ras, tomat sayur, dan roti manis.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain, nanas, buncis, cabai rawit, minyak goreng, ketimun, kangkung, emas perhiasan, jeruk, sawi hijau, dan kacang panjang, kata Badar.
Dalam kesempatan itu, Badar menambahkan, dari 82 kota di Indonesia tercatat semua kota sepanjang Desember 2015 mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Marauke sebesar 2,87 persen, dan terendah di Kota Cirebon sebesar 0,27 persen.
Sementara itu, di wilayah Pulau Kalimantan yang berjumlah sembilan kota, juga semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Sampit sebesar 1,34 persen, dan terendah di Kota Balikpapan sebesar 0,76 persen, kata Badar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016