Ketapang (Antara Kalbar) - Sebanyak 1.271 mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang berada di Ketapang dipulangkan ke tempat asalnya.

Mereka diberangkatkan menggunakan Kapal Dharma Ferry 2 dari Pelabuhan Sukaharja Ketapang pada Selasa pagi menuju Pelabuhan Tanjungmas Semarang.

Terjadi selisih jumlah eks Gafatar dari hasil pencocokan dengan jumlah manifes penumpang. Dari jumlah data pencocokan menunjukkan 1284 jiwa eks Gafatar.

Namun, berdasarkan jumlah tiket kapal jumlahnya hanya 1271 jiwa. Namun, setelah diperiksa lagi, ada enam eks Gafatar yang keluar Ketapang menggunakan pesawat. Sementara tujuh lainnya masih akan dicek ulang.

Kapolres Ketapang, AKBP Hady Poerwanto, menjelaskan jika memang terjadi perbedaan jumlah. Namun, pihaknya masih akan mengecek ulang apakah masih ada eks anggota Gafatar di Ketapang atau justru keluar dari Ketapang tanpa sepengetahuan pihaknya.

" Kita akan mengecek ulang apakah masih ada, baik di pelosok maupun di kota,termasuk di kamp sukamaju," ucapnya.

Untuk data riil eks Gafatar yang dipulangkan mencapai 1271 jiwa. Terdiri dari 879 orang dewasa, 316 anak-anak dan 86 balita. Namun, untuk berapa rincian laki-laki dan perempuan, pihaknya masih belum mendapatkan data pastinya.

Pihak-pihak terkait masih akan menyusun ulang berdasarkan jenis kelamin dan usia.
PJ Bupati Ketapang Kartius saat berkunjung ke Pelabuhan Sukaharja Ketapang mengatakan, terkait permasalahan aset yang ditinggalkan oleh eks Gafatar yang belum sempat dijual pemiliknya, pihaknya menjamin jika aset tersebut aman. "Kita pastikan aman," jelasnya.

Namun, seperti apa kelanjutan aset milik eks Gafatar ini apakah akan dijual atau dilelang, ia mengaku masih akan melakukan rapat koordinasi dengan Forkopimda Ketapang. "Untuk hal yang berkaitan dengan aset, kami masih akan rapat dengan Forkopimda. Apakah diserahkan kepada kecamatan atau desa untuk teknisnya, itu masih akan dikoordinasikan," ucapnya.

Terkait aset yang ditinggalkan memang menjadi kekhawatiran bagi mantan anggota Gafatar. Pasalnya, jumlah aset yang ditinggalkan dan belum sempat dijual jumlahnya cukup besar. Salah satunya lahan pertanian yang mereka beli. Untuk itu, Pemda diharapkan mampu menjaga aset tersebut.

Sementara itu, pada saat pemulangan eks Gafatar menggunakan kapal, terjadi kelebihan penumpang. Hal ini diakui oleh Kartius bisa dilakukan mengingat hal ini berkaitan dengan permasalahan kemanusiaan.

"Memang benar ini melebihi jumlah kapasitas, namun karena ini dalam operasi kemanusiaan dan bisa dikatakan status kejadian luar biasa, maka hal-hal seperti ini bisa atau dimungkinkan untuk tetap berangkat," ungkapnya.

Selain itu, keberangkatan kapal yang over penumpang tersebut juga merupakan hasil kesepakatan semua pihak. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka semuanya ikut bertanggung jawab.

"Kami juga minta izin kepada Syahbandar. Karena wewenang untuk diberangkatkan atau tidak itu ada pada Syahbandar. Kita harapkan mudah-mudahan hal-hal yang tidak diinginkan jangan sampai terjadi selama dalam perjalanan," kata dia.

Sementara itu, pemilik Pelabuhan Sukaharja, Abdulbad mengatakan, untuk jumlah penumpang memang melebihi jumlah. Untuk biasanya, kapal yang berkapasitas 2.000 ton ini hanya menampung 548 jiwa.
 
BNamun, dalam jumlah tonase, muatan kapal tidak melebihi 2.000 ton. "Berdasarkan persyaratan keselamatan di dalam kapal, seperti baju pelampung, sekoci, peralatan medis dan sebagainya, itu berkapasitas sekitar 1.400 jiwa. Sementara penumpangnya hanya 1.271 jiwa ditambah tim pendamping dan media 27 orang dan anak buah kapal.

Jadi, masih bisa memenuhi persyaratan untuk tetap berlayar," katanya. Ia juga menjelaskan, seluruh penumpang kapal juga ditanggung asuransi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama berada dalam pelayaran.

Pelayaran tersebut juga sudah mendapat izin dari Kementerian Perhubungan. "Kapal juga tidak mengangkut kendaraan, hanya khusus mengangkut penumpang dan barang bawaan penumpang yang hanya mencapai sekitar 67 ton," ungkapnya.

Dijadwalkan, Kapal Dharma Ferry 2 akan sandar di Pelabuhan Tanjungmas Semarang pada Rabu (27/1) sekitar pukul 18.00 WIB.

Untuk melancarkan evakuasi tersebut, ia juga membebaskan aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan alternatif tersebut selama empat hari. "Ini sebagai bentuk upaya maksimal dalam proses evakuasi eks Gafatar," tutupnya.

Pewarta: John

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016