Pontianak (Antara Kalbar) - Panitia Pendaftaran Tatung Singkawang Tjhang Anep mengatakan, sampai dengan hari Senin (1/2), sebanyak 377 tatung telah mendaftar di Sekretariat Panitia Imlek dan Cap Go Meh setempat.
    "Sampai dengan Senin kemarin, sudah ada 377 tatung yang mendaftar," katanya di Singkawang, Selasa.
    Dia meyakini, angka itu kemungkinan akan terus bertambah hingga pendaftaran tatung ditutup. "Tahun kemarin ada 496 tatung, sedangkan tahun ini, kemungkinan bertambah," tuturnya.
    Dari sekian ratus tatung yang mendaftar, katanya, rata-rata merupakan peserta lama. "Rata-rata peserta lama, tapi ada juga beberapa peserta yang baru," ujarnya.
    Menurutnya, khusus peserta yang baru pertama kalinya tampil di Festival Cap Go Meh 2016, tidak akan mendapatkan santunan dari panitia.
    Tjang menambahkan, kebanyakan atraksi yang ditampilkan nanti adalah tandu parang. Kemudian, ada juga miniatur dan dispensasi (yang tidak terdaftar di Kementerian Agama). Meski demikian, panitia tetap menjadikannya sebagai peserta, guna meramaikan pawai tatung kelak.
     Kemudian, lanjutnya, berdasarkan kesepakatan panitia saat ini, bahwa rute pawai tatung dimulai dari Jalan Kalimantan, Jalan Bawal, Jalan Budi Utomo, Jalan Niaga, dan berakhir di Jalan Sejahtera (perempatan Altar).
Sedangkan untuk panggung kehormatan akan dibangun di Jalan Budi Utomo.
    Sebelumnya, Wakil Ketua Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang, Bong Wui Khong mengatakan, syarat-syarat untuk melakukan pendaftaran tatung, antara lain, fotokopi KTP, pas photo ukuran 3x4 sebanyak 3 lembar, foto atraksi tatung diatas tandu waktu pawai tahun lalu, nama yang mengisi formulir merupakan tatung yang akan tampil (jangan lewat perantara), dan surat tanda daftar dari Kementerian Agama Singkawang.
    "Untuk syarat teknis, akan kita sampaikan sewaktu pendaftaran," katanya.
    Dia mengingatkan, bagi peserta yang sudah terdaftar pada pawai tatung nanti, dilarang untuk menampilkan simbol-simbol agama lain. Begitu juga dengan tatung yang akan menampilkan sadisme tidak diperbolehkan.
    "Kalaupun mau menampilkan yang sadisme, silahkan tampilkan di tempat ibadah. Tapi, jika pawai sudah berjalan, peserta tidak boleh lagi mengkonsumsi hewan di depan umum," pesannya.
    Dalam hal ini juga, termasuk dengan penampilan tatung yang melibatkan anak-anak kecil. "Suruh belajar dulu. Jangan disuruh jadi tatung," katanya.
    Terkait dengan larangan ini, dia meminta kerjasama dari para peserta untuk mengikuti aturan yang sudah dibuat panitia.

Pewarta: Rendra Oxtora dan Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016