Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis meminta kepada BKKBN Kalbar bisa meningkatkan pemahaman masyarakat dalam merencanakan keluarga dengan matang dan baik.
"Salah satunya tugas dari kepala BKKBN harus melakukan koordinasi bagaimana mengendalikan kependudukan ini. Tidak hanya menyuarakan program KB, tetapi juga harus bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana merencanakan keluarga dengan baik," kata Cornelis saat melantik Kepala BKKBN Kalbar yang baru, Taruna Rosevelt di Pontianak, Kamis.
Menurutnya, untuk mengubah pola pikir dan pemahaman masyarakat memang bukan suatu hal yang mudah.
Dia juga berpendapat bahwa makna dari keluarga berencana bukan hanya membatasi kelahiran, tapi harus mulai dari kesehatan masyarakat, masa depan, dan merencanakan dari sebelum menikah sampai sudah menikah sampai punya anak.
"Untuk itu, BKKBN harus bisa merangkul berbagai pihak terkait lainnya seperti instansi pemerintahan, departemen, non departemen, tokoh masyarakat, dan tokoh agama yang di Kalbar. Karena tidak mudah meyakinkan orang," katanya.
Pada kesempatan itu dirinya juga mengingatkan kepada kepala BKKBN Kalbar yang baru agar tidak terlalu sering pulang-pergi ke Jakarta.
"Saya minta kepala BKKBN yang baru ini agar bisa menjalankan tugas dan fungsi dengan sebaik mungkin, sesuai dengan undang-undang. Jangan bolak-balik ke Jakarta," tuturnya.
Ditempat yang sama, Kepala BKKBN Kalbar yang baru saja dilantik, Taruna Rosevelt mengatakan dirinya akan melanjutkan beberapa program BKKBN yang sudah ada dan melakukan berbagai terobosan untuk menjalankan programnya.
"Yang jelas, karena ini adalah amanah untuk saya, maka akan saya jalankan dengan sebaik mungkin. Saya akan membangun penduduk yang berkualitas di Kalbar, baik pendidikan, kesehatan, dan sebagainya," katanya.
Dia mengatakan, tantangan ke depannya cukup besar dimana Kalbar merupakan wilayah yang sangat besar, terlebih jumlah kelahiran bagi wanita muda juga cukup besar.
"Masalah ini sangat khawatirkan karena mereka melakukan nikah muda. Inilah yang harus saya kendalikan dengan baik," katanya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Salah satunya tugas dari kepala BKKBN harus melakukan koordinasi bagaimana mengendalikan kependudukan ini. Tidak hanya menyuarakan program KB, tetapi juga harus bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana merencanakan keluarga dengan baik," kata Cornelis saat melantik Kepala BKKBN Kalbar yang baru, Taruna Rosevelt di Pontianak, Kamis.
Menurutnya, untuk mengubah pola pikir dan pemahaman masyarakat memang bukan suatu hal yang mudah.
Dia juga berpendapat bahwa makna dari keluarga berencana bukan hanya membatasi kelahiran, tapi harus mulai dari kesehatan masyarakat, masa depan, dan merencanakan dari sebelum menikah sampai sudah menikah sampai punya anak.
"Untuk itu, BKKBN harus bisa merangkul berbagai pihak terkait lainnya seperti instansi pemerintahan, departemen, non departemen, tokoh masyarakat, dan tokoh agama yang di Kalbar. Karena tidak mudah meyakinkan orang," katanya.
Pada kesempatan itu dirinya juga mengingatkan kepada kepala BKKBN Kalbar yang baru agar tidak terlalu sering pulang-pergi ke Jakarta.
"Saya minta kepala BKKBN yang baru ini agar bisa menjalankan tugas dan fungsi dengan sebaik mungkin, sesuai dengan undang-undang. Jangan bolak-balik ke Jakarta," tuturnya.
Ditempat yang sama, Kepala BKKBN Kalbar yang baru saja dilantik, Taruna Rosevelt mengatakan dirinya akan melanjutkan beberapa program BKKBN yang sudah ada dan melakukan berbagai terobosan untuk menjalankan programnya.
"Yang jelas, karena ini adalah amanah untuk saya, maka akan saya jalankan dengan sebaik mungkin. Saya akan membangun penduduk yang berkualitas di Kalbar, baik pendidikan, kesehatan, dan sebagainya," katanya.
Dia mengatakan, tantangan ke depannya cukup besar dimana Kalbar merupakan wilayah yang sangat besar, terlebih jumlah kelahiran bagi wanita muda juga cukup besar.
"Masalah ini sangat khawatirkan karena mereka melakukan nikah muda. Inilah yang harus saya kendalikan dengan baik," katanya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016