Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan Asia Pulp & Paper Group (APP) mewakafkan 1.000 mushaf Alquran untuk didonasikan ke masjid dan pondok pesantren yang ada di provinsi itu.

    "Sangat penting bagi kami untuk mendukung Provinsi Kalbar melalui program wakaf Alquran ini. Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa produk kertas Indonesia, selain diproduksi dengan mengutamakan prinsip-prinsip keberlanjutan, juga memiliki kualitas dan nilai jual yang tinggi," kata Aida Greenbury, Managing Director Sustainability APP di Pontianak, Rabu.

    Berdasarkan keterangan Aida, kegiatan wakaf ini telah dilaksanakan sejak tahun 2008.Hingga kini sebanyak 500.000 Alquran telah diwakafkan ke berbagai wilayah di Indonesia.

    Menurut dia, kertas yang digunakan telah diakui kualitasnya di pasar internasional, dimana 90 persen pasarnya adalah untuk ekspor yang mayoritas ke negara Timur Tengah.

    "Bahan baku 100 persen dari Hutan Tanaman Industri yang dikelola dengan menerapkan prinsip pengelolaan hutan lestari," ujar dia.

    Selain itu, kertas untuk Alquran itu juga telah memperoleh sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia, yang menegaskan seluruh proses produksi telah sesuai dengan kaedah kehalalan.

    Sementara terkait kegiatan di Pontianak, ia menegaskan komitmen APP dalam pembangunan hijau yang menguntungkan baik lingkungan maupun masyarakat melalui Kebijakan Konservasi Hutan (Forest Conservation Policy / FCP) perusahaan.
  
    "Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kolaborasi dan kerja sama yang kuat antarpara pemangku kepentingan. Inilah alasan kami terus mendorong dilakukannya pengelolaan dengan pendekatan lansekap. Kami berkomitmen akan terus mendukung dan bekerja sama dengan Pemprov Kalbar dalam berbagai inisiatif dan upaya inovatif untuk mendukung terwujudnya Provinsi Kalbar yang sejahtera dan hijau," kata dia.

Pihaknya juga memahami pentingnya peranan masyarakat lokal dalam mewujudkan pengelolaan lansekap yang berkelanjutan. Untuk itu, APP dan para pemasoknya menerapkan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang terfokus pada program agroforestry dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap lahan hutan.

APP berkomitmen untuk menyalurkan dana sebesar 10 juta dolar AS untuk mengimplementasi program DMPA ini di 500 desa dalam 5 tahun.

Sementara itu, Agus P Sari, CEO Yayasan Belantara menyatakan, pengembangan kemiri sunan dalam konteks pengelolaan lansekap yang berkelanjutan akan mencapai beberapa tujuan sekaligus. "Yakni peningkatan produktivitas lahan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kelestarian lingkungan, termasuk pasokan energi terbarukan," ujar Agus P Sari.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016