Pontianak (ANTARA) - Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kalimantan Barat (Kalbar) memanfaatkan momentum perayaan Imlek dan Cap Go Meh (CGM) untuk menarik kunjungan wisatawan domestik maupun internasional.
"Dengan dua festival budaya unggulan, yakni Cap Go Meh Singkawang dan Cap Go Meh Pontianak, Kalbar berharap dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sekaligus memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) daerah," kata Kepala Disporapar Kalbar, Windy Prihastari, di Pontianak, Kamis.
Dia menyebutkan bahwa momen Imlek dan Cap Go Meh selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama karena keunikan budaya yang ditampilkan dalam perayaan tersebut.
"Cap Go Meh Singkawang telah lama dikenal sebagai festival budaya yang spektakuler, dengan tradisi Tionghoa berpadu dengan budaya lokal. Tahun ini, Cap Go Meh Pontianak juga masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025, yang semakin memperkuat posisi Kalbar di peta pariwisata nasional," tuturnya.
Selama ini, Cap Go Meh Singkawang telah menjadi ikon budaya Kalbar yang mendunia. Parade tatung, pawai lampion, tarian tradisional, dan kuliner khas daerah menjadi magnet yang menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya.
"Pada tahun 2024, Singkawang berhasil menarik lebih dari 1,6 juta wisatawan dengan nilai peredaran uang lebih dari Rp20 miliar selama perayaan Imlek 2575 dan Cap Go Meh 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan yang sangat besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dengan pencapaian tersebut, kami optimis tahun ini jumlah wisatawan akan terus meningkat," kata Windy.
Festival ini juga menjadi salah satu event unggulan di Kalbar, yang terus dipromosikan untuk menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun internasional.
Untuk pertama kalinya, Cap Go Meh Pontianak berhasil masuk dalam daftar KEN 2025. Hal ini memberikan peluang besar bagi Kota Pontianak untuk memperkenalkan keunikan budayanya kepada wisatawan.
"Cap Go Meh Pontianak menghadirkan berbagai kegiatan menarik, seperti pawai naga bersinar, pertunjukan seni budaya, hingga bazar kuliner khas Kalbar. Kami optimis festival ini dapat menjadi salah satu daya tarik utama untuk wisatawan," tuturnya.
Momentum Imlek dan Cap Go Meh tidak hanya memberikan dampak pada sektor pariwisata, tetapi juga membawa manfaat langsung bagi perekonomian lokal. Windy menjelaskan bahwa perayaan ini membuka peluang kerja baru, meningkatkan pendapatan pelaku UMKM, dan memperkuat sektor informal seperti pedagang kaki lima dan industri kreatif.
"Acara besar seperti ini selalu memberikan dampak signifikan bagi masyarakat lokal. Tidak hanya meningkatkan kunjungan wisatawan, tetapi juga memperkuat ekonomi kreatif dan memperluas jaringan pariwisata Kalbar," katanya.
Untuk mendukung kesuksesan perayaan Imlek dan Cap Go Meh, Disporapar Kalbar menggencarkan promosi melalui berbagai saluran, termasuk media sosial, pameran pariwisata, dan kerja sama dengan komunitas budaya.
Selain itu, Disporapar juga berkolaborasi dengan pelaku usaha pariwisata dan pemerintah kabupaten/kota untuk mempersiapkan berbagai fasilitas yang mendukung wisatawan.
"Keberhasilan Cap Go Meh Singkawang dan Pontianak dalam menarik wisatawan menjadi bukti bahwa Kalbar memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata. Kami terus mendorong promosi budaya dan pariwisata ini agar memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat," kata Windy.