Pontianak (ANTARA) - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah Kalimantan Barat (Orwil Kalbar) menyatakan kesiapan untuk bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam mengembangkan potensi lokal daerah, mempercepat pembangunan, dan meningkatkan perekonomian.
"Kami berkomitmen untuk mendukung Pemprov Kalbar melalui berbagai program dan inisiatif yang bertujuan memajukan daerah. Dengan memanfaatkan potensi lokal seperti sektor pertanian, perkebunan, energi, dan ekonomi kreatif, Kalbar bisa menjadi salah satu provinsi yang terdepan dalam pembangunan," kata Ketua ICMI Kalbar, Prof Gusti Hardiansyah, dalam acara pelantikan pengurus ICMI Kalbar periode 2025–2029 di Pontianak, Kamis.
Menurut Gusti, Kalimantan Barat memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat besar, seperti kelapa sawit, lada, cokelat, dan kratom. Komoditas ini, jika dikelola dengan baik, dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.
"Kratom, misalnya, sudah menjadi salah satu komoditas unggulan Kalbar, namun, hilirisasi produk ini terkendala oleh regulasi. Kami berharap pemerintah daerah dapat memprioritaskan solusi untuk membuka jalan bagi pengembangan produk lokal yang mampu bersaing di pasar nasional dan internasional," tuturnya.
Selain itu, Gusti menyoroti potensi energi di Kalbar, terutama peluang pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kabupaten Bengkayang. Dengan cadangan uranium dan thorium yang ada, Kalbar dapat menjadi pelopor energi bersih yang mendukung transformasi ekonomi hijau.
"PLTN tidak hanya menjawab kebutuhan energi, tetapi juga menjadi peluang untuk menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan infrastruktur daerah," katanya.
Gusti Hardiansyah juga menyoroti pentingnya mendorong investasi dan penguatan infrastruktur untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kalbar. Ia menyebut bahwa investasi besar diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, yang saat ini masih di bawah rata-rata nasional.
"Kalbar saat ini mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen, masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 5,2 persen. Dengan masuknya investasi sebesar 40 juta USD, pertumbuhan ekonomi kita bisa naik hingga 1 persen. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kita semua," kata Gusti.
ICMI juga berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam penguatan ketahanan pangan, hilirisasi produk unggulan, dan digitalisasi layanan publik. "Melalui sinergi ini, kami yakin Kalbar dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan," katanya.
Di tempat yang sama, Pj Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar ICMI Kalbar dapat memberikan kontribusi nyata dalam percepatan pembangunan di daerah. Ia mengajak ICMI untuk berkolaborasi dalam membina potensi lokal, termasuk memajukan desa-desa agar menjadi kawasan yang lebih produktif.
"Saya berharap ICMI dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga untuk mempercepat pembangunan di Kalbar. Misalnya, dengan membina desa atau kecamatan agar menjadi daerah yang lebih maju, sehingga dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat," kata Harisson.
Gubernur Kalimantan Barat terpilih, Ria Norsan, juga menegaskan dukungannya untuk berkolaborasi dengan ICMI dalam mengembangkan Kalbar. Ia percaya bahwa dengan kerja sama yang solid, Kalbar dapat menjadi salah satu provinsi termaju di Indonesia.
"Kolaborasi yang baik antara pemerintah dan organisasi seperti ICMI akan memberikan dampak besar pada perekonomian dan pembangunan Kalbar. Saya optimis, dengan sinergi ini, Kalbar bisa lebih unggul dibanding provinsi lain di Kalimantan," katanya.