Pontianak (Antara Kalbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat mencatat pada bulan Juli 2016 Kota Pontianak mengalami inflasi sebesar 0,87 persen.
"Adanya inflasi karena ada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok pada momen hari raya Idul Fitri," ujar Kepala BPS Provinsi Kalbar, Pitono saat berita statistik di Pontianak, Senin.
Pitono mengatakan inflasi ini disebabkan adanya kenaikan pada tujuh kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluarannya yang mengalami kenaikan adalah bahan makanan sebesar 0,46 persen, makanan jadi-minuman-rokok-tembakau 0,50 persen, perumahan-air-listrik-gas-bahan bakar 0,15 persen, sandang 0,45 persen, kesehatan 0,07 persen, pendidikan-rekreasi-olahraga 3,45 persen dan transportasi-komunikasi-jasa keuangan 2,22 persen.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi adalah angkutan udara, daging ayam, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, kacang panjang, apel, sekolah dasar, cabai rawit dan tekur ayam ras,"tuturnya.
Kendati demikian kata Pitono ada beberapa komoditas lain malah mengalami penurunan harga seperti ikan gembung, sawi hijau, jeruk, wortel, ikan tongkol, bayam, nanas, ikan bawal dan sawi putih.
"Untuk tingkat inflasi tahun kalender Juli 2016 sebesar 3,90 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun Juli 2016 terhadap Juli 2015 sebesar 3,80 persen,"terangnya.
Dari 82 kota se-Indonesia yang didata inflasinya terdapat 78 kota yang mengalami inflasi, dan empat kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 3,24 persen, dan terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,10 persen. Deflasi terjadi di Maumere, Merauke, Kupang dan Jayapura.
Sementara di dari sembilan kota di Pulau Kalimantan semuanya inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Balikpapan sebesar 1,74 persen, dan terendah berlangsung di Samarinda sebesar 0,64 persen. Adapun kota lain di Kalbar, yaitu Singkawang mengalami inflasi terjadi 0,77 persen.
(U.KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Adanya inflasi karena ada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok pada momen hari raya Idul Fitri," ujar Kepala BPS Provinsi Kalbar, Pitono saat berita statistik di Pontianak, Senin.
Pitono mengatakan inflasi ini disebabkan adanya kenaikan pada tujuh kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluarannya yang mengalami kenaikan adalah bahan makanan sebesar 0,46 persen, makanan jadi-minuman-rokok-tembakau 0,50 persen, perumahan-air-listrik-gas-bahan bakar 0,15 persen, sandang 0,45 persen, kesehatan 0,07 persen, pendidikan-rekreasi-olahraga 3,45 persen dan transportasi-komunikasi-jasa keuangan 2,22 persen.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi adalah angkutan udara, daging ayam, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, kacang panjang, apel, sekolah dasar, cabai rawit dan tekur ayam ras,"tuturnya.
Kendati demikian kata Pitono ada beberapa komoditas lain malah mengalami penurunan harga seperti ikan gembung, sawi hijau, jeruk, wortel, ikan tongkol, bayam, nanas, ikan bawal dan sawi putih.
"Untuk tingkat inflasi tahun kalender Juli 2016 sebesar 3,90 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun Juli 2016 terhadap Juli 2015 sebesar 3,80 persen,"terangnya.
Dari 82 kota se-Indonesia yang didata inflasinya terdapat 78 kota yang mengalami inflasi, dan empat kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 3,24 persen, dan terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,10 persen. Deflasi terjadi di Maumere, Merauke, Kupang dan Jayapura.
Sementara di dari sembilan kota di Pulau Kalimantan semuanya inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Balikpapan sebesar 1,74 persen, dan terendah berlangsung di Samarinda sebesar 0,64 persen. Adapun kota lain di Kalbar, yaitu Singkawang mengalami inflasi terjadi 0,77 persen.
(U.KR-DDI/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016