Singkawang (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Singkawang, Kalimantan Barat, Yusnita Fitriadi mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi penyebaran virus rabies dengan memberikan suntikan vaksin terhadap 500 anjing di kota itu.
"Sampai saat ini ada sekitar 500 lebih anjing yang sudah kita vaksin. Khususnya di daerah perbatasan, seperti Singkawang Timur yang berbatasan dengan Bengkayang dan Singkawang Utara yang berbatasan dengan Sambas," kata Yusnita, Minggu.
Yusnita mengakui, jika Kalimantan Barat umumnya, dan khususnya di Singkawang sangat rawan dengan penyebaran virus rabies.
Karena itu, pihaknya cepat mengambil tindakan supaya penyebaran virus rabies itu tidak sampai dialami masyarakat Singkawang.
"Vaksin masih terus berjalan. Dan tidak menutup kemungkinan, semua anjing yang tersebar di lima kecamatan Singkawang pun akan kita vaksin juga," ujarnya.
Dia berharap, virus mematikan itu jangan sampai dialami warga Singkawang.
Vaksin yang dilakukan pihaknya, menggunakan sistem jemput bola. "Karena negara hadir untuk melayani masyarakat, sehingga tanpa diminta, kita tetap turun melayani," ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Singkawang, A Kismed mengatakan, sampai saat ini Singkawang masih bebas rabies.
"Sampai saat ini Singkawang masih bebas rabies," kata Kismed.
Meski demikian, pihaknya akan tetap memberikan bantuan kepada kabupaten tetangga terutama dalam pemberian vaksin.
"Seperti kemarin, ada sebanyak 13 orang dari Bengkayang yang meminta vaksin ke kita. Karena memang vaksinnya ada, maka kita bantu," tuturnya.
Kismed juga mengingatkan masyarakat, untuk selalu tetap waspada. "Semua petugas kesehatan juga sudah saya pesankan, jika menerima pasien yang di gigit anjing, maka harus cepat diberi vaksin," kata Kismed.
Karena, kata Kismed, kita tidak tahu, apakah anjing tersebut gila atau tidak.
"Jika sesuai protap, anjing ditangkap kemudian dilakukan observasi selama dua minggu. Jika memang ditemukan gejala-gejala yang aneh dari anjing tersebut kemudian mati, ambil otaknya lalu kirim ke laboratorium," katanya.
Tapi, kata Kismed, cara seperti itukan membutuhkan proses yang sangat lama. Sementara, orang yang digigitnya sudah terkena virus rabies duluan.
"Maka dari itu, kita ingatkan kepada warga, ada yang terkena gigitan anjing, langsung minta vaksin kepada petugas kesehatan, demi keamanan," pesannya.
Terlebih, di Singkawang ini banyak sekali anjing liar, terutama di daerah timur dan selatan.
Di samping itu, dia juga meminta kepada masyarakat, terutama yang memiliki anjing, untuk meminta vaksin ke Dinas Pertanian.
"Kalau untuk vaksin hewannya di Dinas Pertanian, tapi kalau untuk korban, vaksinnya di Dinas Kesehatan," katanya.
(U.KR-RDO/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Sampai saat ini ada sekitar 500 lebih anjing yang sudah kita vaksin. Khususnya di daerah perbatasan, seperti Singkawang Timur yang berbatasan dengan Bengkayang dan Singkawang Utara yang berbatasan dengan Sambas," kata Yusnita, Minggu.
Yusnita mengakui, jika Kalimantan Barat umumnya, dan khususnya di Singkawang sangat rawan dengan penyebaran virus rabies.
Karena itu, pihaknya cepat mengambil tindakan supaya penyebaran virus rabies itu tidak sampai dialami masyarakat Singkawang.
"Vaksin masih terus berjalan. Dan tidak menutup kemungkinan, semua anjing yang tersebar di lima kecamatan Singkawang pun akan kita vaksin juga," ujarnya.
Dia berharap, virus mematikan itu jangan sampai dialami warga Singkawang.
Vaksin yang dilakukan pihaknya, menggunakan sistem jemput bola. "Karena negara hadir untuk melayani masyarakat, sehingga tanpa diminta, kita tetap turun melayani," ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Singkawang, A Kismed mengatakan, sampai saat ini Singkawang masih bebas rabies.
"Sampai saat ini Singkawang masih bebas rabies," kata Kismed.
Meski demikian, pihaknya akan tetap memberikan bantuan kepada kabupaten tetangga terutama dalam pemberian vaksin.
"Seperti kemarin, ada sebanyak 13 orang dari Bengkayang yang meminta vaksin ke kita. Karena memang vaksinnya ada, maka kita bantu," tuturnya.
Kismed juga mengingatkan masyarakat, untuk selalu tetap waspada. "Semua petugas kesehatan juga sudah saya pesankan, jika menerima pasien yang di gigit anjing, maka harus cepat diberi vaksin," kata Kismed.
Karena, kata Kismed, kita tidak tahu, apakah anjing tersebut gila atau tidak.
"Jika sesuai protap, anjing ditangkap kemudian dilakukan observasi selama dua minggu. Jika memang ditemukan gejala-gejala yang aneh dari anjing tersebut kemudian mati, ambil otaknya lalu kirim ke laboratorium," katanya.
Tapi, kata Kismed, cara seperti itukan membutuhkan proses yang sangat lama. Sementara, orang yang digigitnya sudah terkena virus rabies duluan.
"Maka dari itu, kita ingatkan kepada warga, ada yang terkena gigitan anjing, langsung minta vaksin kepada petugas kesehatan, demi keamanan," pesannya.
Terlebih, di Singkawang ini banyak sekali anjing liar, terutama di daerah timur dan selatan.
Di samping itu, dia juga meminta kepada masyarakat, terutama yang memiliki anjing, untuk meminta vaksin ke Dinas Pertanian.
"Kalau untuk vaksin hewannya di Dinas Pertanian, tapi kalau untuk korban, vaksinnya di Dinas Kesehatan," katanya.
(U.KR-RDO/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016