Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang, Ahmad Kismed mengatakan, angka kesakitan HIV dan AIDS di Kota Singkawang termasuk tinggi khususnya di Kalimantan Barat.

"Perbandingannya dari 10 ribu, empat diantaranya menderita virus ini," demikian disampaikan Kismed saat menjadi pembicara Sosialisasi HIV dan AIDS yang digelar oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Singkawang dan PKBI Kalbar, Selasa.

Kismed menyampaikan, risiko penularan HIV/AIDS tidak hanya mereka yang berisiko saja, misalnya Wanita Pekerja Seks (WPS), pengguna penyalahgunaan obat-obatan jarum suntik maupun lainnya, namun kalangan ibu rumah tangga juga rentan.

"Ibu-ibu rumah tangga juga rentan, misalnya dapat "oleh-oleh" dari suaminya yang suka jajan di luar," ujar Kismed.

Dalam menekan laju penyebaran HIV/AIDS, tuturnya, perlu kerjasama lintas instansi dan masyarakat. Misalnya, dari aspek kesehatan ditangani oleh Dinkes, aspek spiritual melalui Kementerian Agama hingga aspek Psikologis yang berkaitan erat dengan dukungan moril keluarga kepada penderita.

"Stop stigma buruk kepada penderita, karena kita semua akan mati. Virus ini menyebar tidak selalu dengan cara yang buruk di mata masyarakat. Justru jika ada penderita harus kita kuatkan morilnya untuk selalu mengkonsumsi ARV (Antiretroviral)," katanya.

Menurutnya, selain di Klinik Mawar RSUD Abdul Aziz Kota Singkawang, seluruh Puskesmas juga sudah dapat melayani pemeriksaan atau tes HIV dan AIDS dengan biaya yang ditanggung oleh pemerintah alias gratis.

"Petugas juga sudah dibekali dengan kemampuan konseling dan lainnya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Ketua PKBI Kota Singkawang, dr Achmad Hardin mengatakan, yang perlu dilawan saat ini adalah stigma negatif serta memberikan dorongan moril kepada penderita.

"Kalau saat ini sudah cukup mendingan dibanding beberapa tahun yang lalu. Dulu kerap didapati penderita menjadi momok yang menakutkan ditengah masyarakat, hingga perlakuan tidak pantas mereka alami, namun sekarang sudah cukup baik" kata dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di RSUD Pemangkat ini.

Hardin menuturkan, virus HIV/AIDS tidak ubahnya virus yang lain, namun ia menyerang kekebalan tubuh. Sehingga penderita harus terus mendapatkan asupan ARV (Antiretroviral) secara berkelanjutan.

"Ketika putus ARV dan kekebalan tubuhnya melemah, mereka akan dengan mudah terinfeksi penyakit, bisa saja kita yang justru menginfeksi mereka dengan penyakit yang kita derita," tuturnya.

Untuk itu, kata dia, warga terutama kalangan yang memiliki cara hidup berisiko, untuk tidak segan-segan memeriksakan diri. Selain dirahasiakan petugas, dengan mengetahui status lebih dini akan lebih baik.
(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rudi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017