Pontianak (Antara Kalbar) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Barat memprediksi tekanan inflasi pada Mei 2017 meningkat namun masih terkendali.

"Tekanan inflasi di Kalbar diperkirakan meningkat walaupun masih berada di tingkat yang terkendali. Hal itu berdasar pemantauan pola historis selama lima tahun terakhir, ditambah ada momen keagamaan seperti memasuki Ramadhan," ujar Kepala KPw BI Kalbar, Dwi Suslamanto di Pontianak, Rabu.

Ia menyebutkan tekanan inflasi pada Mei 2017 diprakirakan bersumber dari potensi risiko kenaikan harga kelompok makanan di antaranya peningkatan harga sayur mayur.

"Selain itu juga terdapat potensi risiko kenaikan tarif listrik karena masih berlanjutnya penyesuaian tarif listrik pada Mei 2017," kata dia.

Dwi menjelaskan untuk memitigasi inflasi jangka pendek terutama selama periode Ramadhan dan Idul Fitri, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalbar terus memantau dan memastikan pasokan dan distribusi bahan kebutuhan pokok di Kalbar.

"Termasuk juga kita akan mengoptimalkan pemantauan harga komoditas kebutuhan pokok melalui apllkasi Gencil yang merupakan aplikasi penampung keluhan masyarakat, dan cepat ditindaklanjuti," katanya.

Dwi melanjutkan penindakan terhadap pelaku penyimpangan seperti penimbunan barang dan lainnya oleh pihak berwajib juga akan digalakkan. Penindakan tegas, kata dia, akan membuat oknum pelakunya segan melakukan hal yang dilarang tersebut.

"Dengan mamaksimalkan upaya jangka pendek itu, kita optimistis harga kebutuhan pokok bisa terjangkau. Meskipun tidak kita pungkiri dengan banyaknya permintaan sedikit banyaknya berdampak pada kenaikan harga namun tetap terkendali," katanya.

Ia menambahkan untuk jangka pendek, TPID juga akan mengadakan pasar murah jika memang permintaan kebutuhan pokok naik.

"Strategi kita untuk pasar murahnya di pinggiran pusat kota atau sekitarnya untuk mencegah warga berbondong-bondong berbelanja di kota. Kalau berbondong-bondong ke kota itu bisa mendorong harga naik," jelas dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017