Sintang (Antara Kalbar) - Musim hujan yang datang lebih cepat pada tahun ini, membuat petani di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat terancam tidak bisa membuka ladang.
Anggota DPRD Sintang, Tuah Mangasih mencemaskan kondisi tersebut, sebab jika para petani tidak bisa membuka ladang hingga Oktober nanti, maka tahun ini petani di Kabupaten Sintang, tidak bisa panen padi.
"Masyarakat selama ini menggantungkan ekonominya dari berladang, akan terancam mengalami kesulitan ekonomi, pada musim hujan tahun ini," kata Tuah di Sintang, Rabu.
Dikatakan Tuah, biasanya dari bulan Juni hingga Agustus merupakan musim kemarau yang merupakan waktu bagi masyarakat untuk membakar ladang.
Namun tahun ini, karena tidak berlangsung musim kemarau, masyarakat pun tidak dapat membakar ladang.
Menurut dia, memang sudah seharusnya masyarakat tidak menggantungkan cara bertani dengan membakar ladang. Namun karena kultur tanah di Kalbar yang banyak pepohonan sehingga pola membersihkan lahan dengan cara membakar masih dilakukan.
Dijelaskan Tuah, selain kesulitan membuka ladang, akibat musim hujan yang berkepanjangan membuat masyarakat tidak dapat menoreh.
"Kondisi alam yang terjadi saat ini bisa membuat ekonomi masyarakat Sintang merosot, sebab sebagian besar masyarakat Sintang masih menggantungkan hidupnya dari berladang dan menoreh," tutur Tuah.
Dirinya berharap Dinas Sosial bisa membuat program jangka pendek berupa pemberdayaan ekonomi masyarakat agar petani yang tidak bisa berladang dan menoreh bisa melakukan aktivitas ekonomi di sektor lain.
Wakil rakyat itu mengkhawatirkan jika tidak ada langkah dari Pemkab Sintang untuk mengatasi kondisi saat ini, ekonomi masyarakat Sintang akan hancur-hancuran.
(KR-TFT/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
(KR-TFT/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017