Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Bandan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, T.T. A Nyarong mengatakan pembuatan embung atau kolam di kawasan Bandara Internasional Supadio Pontianak penting sebagai antisipasi terjadinya banjir lagi di kawasan vital tersebut.

"Kami telah melakukan rapat sebanyak empat kali membahas penanganan antisipasi berulangnya terjadi banjir di dalam Kawasan Bandara Supadio Pontianak akibat curah hujan tinggi dan air laut pasang tinggi sehingga melimpah di landasan bandara seperti yang terjadi beberapa waktu lalu," ujarnya di Pontianak, Minggu.

Dari hasil rapat bersama instansi terkait penanganan bencana banjir yang melimpas di landasan Bandara Supadio Pontianak menilai penataan luar kawasan bandara belum memadai.

"Oleh karena itu kegiatan yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah melimpahnya air atau genangan air di dalam Landasan Bandara Supadio Pontianak antara lain dengan kolam yang dibuat untuk kekuatan menampung luapan air sekitar 2 - 4 jam yang mencapai ke dalaman 1,5 meter dan luas 2 - 3 hekatare," kata dia.

Ia menambahkan juga perlu dilakuan penertiban bangunan yang berdiri di sekitar atau di atas Parit Gertak Kuning, Parit Keramat, Parit Kuala Dua dan Parit Jepang. Selanjutkan akan dilakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar tentang aturan pendirian bangunan, buang sampah dan pentingnya bersama-sama menjaga objek vital nasional.

"Penting juga perlu melakukan pemetaan ulang tentang topografi, penyelidikan tanah dan ajian hidrologi kawasan dan penetapan jalur rencana saluran dan lokasi embung," kata dia.

Ia menambahkan dalam rapat koordinasi tersebut dibahas rencana pembiayaan untuk mengatasi genangan air melimpas di dalam kawasan Landasan Bandara Supadio yakni sebesar Rp58 miliar.

"Dari rencana pembiayaan sebesar Rp58 miliar tersebut untuk delapan bentuk kegaiatan," papar dia.

(U.KR-DDI/I006)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017