Sintang (Antaranews Kalbar) - Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Yustinus mengingatkan agar para guru terus membangun motivasi untuk meningkatkan SDM di Kabupaten Sintang melalui pendidikan.
Dia berpesan, moment peringatan Hardiknas harus dijadikan ajang untuk refleksi diri, agar para guru berkomitmen meningkatkan kompetensi dirinya sebagai guru.
"Jangan pernah lelah membangun manusia Indonesia di Kabupaten Sintang. Moment Hardiknas ini harus dijadikan semangat untuk memajukan pendidikan," ajaknya.
Dikatakan Yustinus, dalam kondisi kekurangan guru, Disdikbud Sintang akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini. Dipaparkan dia, tahun 2017 lalu ada 60 guru yang pensiun. Sedangkan tahun ini sebanyak 50 guru pensiun.
"Tahun ini, kami ada rencana mengangkat guru kontrak untuk mengantisipasi kekurangan guru di daerah," katanya.
Dikatakan Yustinus, berdasarkan analisis kebutuhan tenaga pendidik, Kabupaten Sintang masih kekurangan 2.000 lebih tenaga pendidik.
"Paling dibutuhkan itu di tingkat SD bisa mencapai 2.000 lebih, karena kita melihat di lapangan, satu sekolah bisa hanya satu atau dua guru saja yang mengajar. Memang inilah kendala di daerah ini bahkan saya kira tidak hanya di Kabupaten Sintang saja," tuturnya.
Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan, pemerintah pusat maupun daerah terus bekerja membangun dan memperkuat infrastruktur yang menjadi sabuk pengikat pendidikan.
Seperti pembangunan jalan-jalan baru sehingga membuka akses daerah. Kemudian membangun bendungan baru yang difungsikan untuk pengairan pertanian, dan menjadi sumber pembangkit listrik sehingga desa penuh dengan aktivitas pendidikan.
"Bangunan-bangunan sekolah baru juga didirikan di wilayah pedalaman dan perbatasan, sehingga anak-anak di pedalaman mulai merasakan nikmatnya belajar di sekolah yang memadai dan menyenangkan," jelas Jarot.
Jarot mengingatkan, guru, orangtua harus menjadi sumber kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan, dalam menumbuhkembangkan karakter dan literasi anak-anak.
Menurut Jarot, dunia pendidikan harus terus menerus menyesuaikan dinamika perkembangan zaman.
"Cara-cara lama tak mungkin lagi diterapkan sehingga harus diciptakan cara-cara baru melalui reformasi sekolah, peningkatan kapasitas dan profesionalisme guru, kurikulum yang hidup dan dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang mutakhir," tegas Jarot.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Lindra Azmar mengatakan, Disdikbud Sintang berkomitmen dan bertekad untuk menguatkan pendidikan di Kabupaten Sintang sesuai dengan tema Hardiknas kali ini.
Lindra mengakui, saat ini masih ada keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia (pendidik) yang menjadi masalah di dunia pendidikan di Kabupaten Sintang.
"Di Kabupaten Sintang berdasarkan data kita, untuk tingkat SD dari 442 ruang kelas, ada sekitar 35 persen yang rusak ringan dan 10 persen rusak berat. Untuk SMP rusak ringan sekitar 20 persen dan rusak berat sekitar 5 persen," kata Lindra.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Dia berpesan, moment peringatan Hardiknas harus dijadikan ajang untuk refleksi diri, agar para guru berkomitmen meningkatkan kompetensi dirinya sebagai guru.
"Jangan pernah lelah membangun manusia Indonesia di Kabupaten Sintang. Moment Hardiknas ini harus dijadikan semangat untuk memajukan pendidikan," ajaknya.
Dikatakan Yustinus, dalam kondisi kekurangan guru, Disdikbud Sintang akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini. Dipaparkan dia, tahun 2017 lalu ada 60 guru yang pensiun. Sedangkan tahun ini sebanyak 50 guru pensiun.
"Tahun ini, kami ada rencana mengangkat guru kontrak untuk mengantisipasi kekurangan guru di daerah," katanya.
Dikatakan Yustinus, berdasarkan analisis kebutuhan tenaga pendidik, Kabupaten Sintang masih kekurangan 2.000 lebih tenaga pendidik.
"Paling dibutuhkan itu di tingkat SD bisa mencapai 2.000 lebih, karena kita melihat di lapangan, satu sekolah bisa hanya satu atau dua guru saja yang mengajar. Memang inilah kendala di daerah ini bahkan saya kira tidak hanya di Kabupaten Sintang saja," tuturnya.
Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan, pemerintah pusat maupun daerah terus bekerja membangun dan memperkuat infrastruktur yang menjadi sabuk pengikat pendidikan.
Seperti pembangunan jalan-jalan baru sehingga membuka akses daerah. Kemudian membangun bendungan baru yang difungsikan untuk pengairan pertanian, dan menjadi sumber pembangkit listrik sehingga desa penuh dengan aktivitas pendidikan.
"Bangunan-bangunan sekolah baru juga didirikan di wilayah pedalaman dan perbatasan, sehingga anak-anak di pedalaman mulai merasakan nikmatnya belajar di sekolah yang memadai dan menyenangkan," jelas Jarot.
Jarot mengingatkan, guru, orangtua harus menjadi sumber kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan, dalam menumbuhkembangkan karakter dan literasi anak-anak.
Menurut Jarot, dunia pendidikan harus terus menerus menyesuaikan dinamika perkembangan zaman.
"Cara-cara lama tak mungkin lagi diterapkan sehingga harus diciptakan cara-cara baru melalui reformasi sekolah, peningkatan kapasitas dan profesionalisme guru, kurikulum yang hidup dan dinamis, sarana dan prasarana yang andal, serta teknologi pembelajaran yang mutakhir," tegas Jarot.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Lindra Azmar mengatakan, Disdikbud Sintang berkomitmen dan bertekad untuk menguatkan pendidikan di Kabupaten Sintang sesuai dengan tema Hardiknas kali ini.
Lindra mengakui, saat ini masih ada keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia (pendidik) yang menjadi masalah di dunia pendidikan di Kabupaten Sintang.
"Di Kabupaten Sintang berdasarkan data kita, untuk tingkat SD dari 442 ruang kelas, ada sekitar 35 persen yang rusak ringan dan 10 persen rusak berat. Untuk SMP rusak ringan sekitar 20 persen dan rusak berat sekitar 5 persen," kata Lindra.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018