Pontianak (Antaranews Kalbar) - Ketua Dewan Pengawas PDAM Tirta Khatulistiwa, Eddy Suratman, mengharapkan pelayanan air bersih oleh PDAM Pontianak harus terus ditingkatkan.
"Saya bersama jajaran dewan pengawas memiliki tugas mengontrol kinerja direksi supaya target capaian yang dipatok Wali Kota Pontianak Sutarmidji bisa terpenuhi termasuk peningkatan pelayanan air bersih," kata Eddy Suratman di Pontianak, Jumat.
Menurut dia, di samping mengejar peningkatan jumlah pelanggan, hendaknya juga dibarengi dengan peningkatan pelayanan air bersih.
"Misalnya jumlah pelanggan harus 100 persen pada tahun 2019 atau 2020, demikian pula tingkat kebocoran harus bisa ditekan lagi sampai 25 persen," ujarnya.
Meski pun tingkat kebocoran secara nasional rata-rata 30 persen, PDAM Pontianak mampu menekan di bawah rata-rata nasional yakni sekitar 26 persen.
Eddy menjelaskan, selaku dewan pengawas, pihaknya akan menekankan efisiensi dengan catatan tanpa mengurangi kesejahteraan karyawan.
"Keuntungan perusahaan itu juga harus bisa dijaga," katanya.
Ia menambahkan, layanan terhadap pelanggan PDAM juga diminta semakin ditingkatkan, terlebih terhadap keluhan pelanggan, harus segera direspons dengan cepat.
Hal-hal itulah yang akan diawasi pihaknya sebagai perpanjangan tangan pemilik BUMD yakni Pemkot Pontianak.
Terkait dengan perluasan cakupan pelayanan suplai air bersih, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak ini menilai rencana itu akan tetap dijalankan sebab ini menjadi kajian pihaknya.
Apalagi, produksi air bersih PDAM Kota Pontianak sudah berlebih, sehingga bertambahnya jumlah pelanggan itu bisa menambah pendapatan.
"Kami juga akan mengkaji untuk melakukan penambahan direksi sebagaimana yang diminta Wali Kota," kata Eddy.
Sebelumnya, Dirut PDAM Tirta Khatulistiwa, Lajito, mengatakan tahun 2017, PDAM berhasil membukukan keuntungan Rp18 miliar, sementara di tahun 2018 memasuki triwulan II, keuntungan yang diperoleh sekitar Rp8 miliar lebih.
"Tahun ini keuntungan ditargetkan Rp15 miliar, mudah-mudahan bisa tercapai bahkan melampaui," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Saya bersama jajaran dewan pengawas memiliki tugas mengontrol kinerja direksi supaya target capaian yang dipatok Wali Kota Pontianak Sutarmidji bisa terpenuhi termasuk peningkatan pelayanan air bersih," kata Eddy Suratman di Pontianak, Jumat.
Menurut dia, di samping mengejar peningkatan jumlah pelanggan, hendaknya juga dibarengi dengan peningkatan pelayanan air bersih.
"Misalnya jumlah pelanggan harus 100 persen pada tahun 2019 atau 2020, demikian pula tingkat kebocoran harus bisa ditekan lagi sampai 25 persen," ujarnya.
Meski pun tingkat kebocoran secara nasional rata-rata 30 persen, PDAM Pontianak mampu menekan di bawah rata-rata nasional yakni sekitar 26 persen.
Eddy menjelaskan, selaku dewan pengawas, pihaknya akan menekankan efisiensi dengan catatan tanpa mengurangi kesejahteraan karyawan.
"Keuntungan perusahaan itu juga harus bisa dijaga," katanya.
Ia menambahkan, layanan terhadap pelanggan PDAM juga diminta semakin ditingkatkan, terlebih terhadap keluhan pelanggan, harus segera direspons dengan cepat.
Hal-hal itulah yang akan diawasi pihaknya sebagai perpanjangan tangan pemilik BUMD yakni Pemkot Pontianak.
Terkait dengan perluasan cakupan pelayanan suplai air bersih, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak ini menilai rencana itu akan tetap dijalankan sebab ini menjadi kajian pihaknya.
Apalagi, produksi air bersih PDAM Kota Pontianak sudah berlebih, sehingga bertambahnya jumlah pelanggan itu bisa menambah pendapatan.
"Kami juga akan mengkaji untuk melakukan penambahan direksi sebagaimana yang diminta Wali Kota," kata Eddy.
Sebelumnya, Dirut PDAM Tirta Khatulistiwa, Lajito, mengatakan tahun 2017, PDAM berhasil membukukan keuntungan Rp18 miliar, sementara di tahun 2018 memasuki triwulan II, keuntungan yang diperoleh sekitar Rp8 miliar lebih.
"Tahun ini keuntungan ditargetkan Rp15 miliar, mudah-mudahan bisa tercapai bahkan melampaui," katanya.
Editor : Admin Antarakalbar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018