Pontianak (Antaranews Kalbar) - Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Adhinanto Cahyono mengatakan penurunan sejumlah komoditas pangan mampu mendorong terjadinya deflasi di Kalbar pada September 2018 yakni sebesar 0,23 persen.
"Penuruan harga pangan terutama terjadi pada daging ayam ras, udang basah, sotong dan cabai rawit. Harga daging ayam ras mengalami penurunan setelah beberapa bulan terakhir menjadi komoditas utama penyumbang inflasi," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Lanjutnya, untuk penurunan harga udang basah, sotong, dan cabai rawit dikarenakan pasokan yang cukup. Menurutnya dengan stok yang tersedia maka harga dipastikan terkendali.
"Kemudian untuk harga komoditas pangan lainnya yang turun tajam seperti kangkung, buncis, sawi hijau, dan wortel juga mampu menahan terjadinya deflasi lebih dalam," papar dia.
Dikatakan dia selain dari komoditas pangan atau kelompok bahan makanan, deflasi terjadi juga didorong oleh tarif angkutan udara.
"Adapun penurunan tarif angkutan udara terjadi pascaberlalunya momen hari besar keagamaan nasional. Selain itu juga untuk lainnya kenaikan upah pembantu rumah tangga juga mampu menahan terjadinya deflasi lebih dalam," papar dia.
Berdasarkan kota sampel inflasi, deflasi Provinsi Kalbar didorong oleh Kota Pontianak dan Kota Singkawang yang masing-masing mengalami sebesar 0,27 persen dan 0,01 persen. Sementara itu, secara tahunan IHK Provinsi Kalbar mengalami inflasi sebesar 2,91 persen (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,47 persen (yoy).
"Secara umum pada September inflasi terkendali. Ke depan terdapat beberapa risiko inflasi yang tetap perlu menjadi perhatian dan dengan hal itu Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalbar akan terus memperkuat koordinasi kebijakan," kata dia.Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Penuruan harga pangan terutama terjadi pada daging ayam ras, udang basah, sotong dan cabai rawit. Harga daging ayam ras mengalami penurunan setelah beberapa bulan terakhir menjadi komoditas utama penyumbang inflasi," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Lanjutnya, untuk penurunan harga udang basah, sotong, dan cabai rawit dikarenakan pasokan yang cukup. Menurutnya dengan stok yang tersedia maka harga dipastikan terkendali.
"Kemudian untuk harga komoditas pangan lainnya yang turun tajam seperti kangkung, buncis, sawi hijau, dan wortel juga mampu menahan terjadinya deflasi lebih dalam," papar dia.
Dikatakan dia selain dari komoditas pangan atau kelompok bahan makanan, deflasi terjadi juga didorong oleh tarif angkutan udara.
"Adapun penurunan tarif angkutan udara terjadi pascaberlalunya momen hari besar keagamaan nasional. Selain itu juga untuk lainnya kenaikan upah pembantu rumah tangga juga mampu menahan terjadinya deflasi lebih dalam," papar dia.
Berdasarkan kota sampel inflasi, deflasi Provinsi Kalbar didorong oleh Kota Pontianak dan Kota Singkawang yang masing-masing mengalami sebesar 0,27 persen dan 0,01 persen. Sementara itu, secara tahunan IHK Provinsi Kalbar mengalami inflasi sebesar 2,91 persen (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,47 persen (yoy).
"Secara umum pada September inflasi terkendali. Ke depan terdapat beberapa risiko inflasi yang tetap perlu menjadi perhatian dan dengan hal itu Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalbar akan terus memperkuat koordinasi kebijakan," kata dia.Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018