Timika, Papua (Antaranews Kalbar) - Warga Kota Timika, Papua, mengeluhkan kelangkaan stok elpiji di wilayah itu dalam beberapa pekan terakhir.

Januar, salah seorang warga Timika, Senin, mengatakan sudah lebih dari satu pekan mencari elpiji di Kota Timika, namun semua toko yang menjual elpiji mengaku kehabisan stok.

"Kami sudah cari hampir di semua toko dan warung yang menjual elpiji di Timika. Jawabannya sama, stok lagi kosong. Kondisi ini tentu menyulitkan kami konsumen karena sehari-hari kami menggunakan elpiji di rumah," kata Januar.

Beberapa penjual elpiji yang ditemui mengakui kekosongan stok elpiji di Kota Timika sudah berlangsung lebih dari sepekan.

Baca juga: LPG non subsidi langka di Sukadana

"Semua lagi kosong karena informasi dari agen, kapal yang mengangkut tabung elpiji dari Surabaya atau Makassar belum bisa masuk di Pelabuhan Paumako Timika, karena gelombang tinggi," kata Arif, salah satu pedagang di kawasan Nawaripi, Timika.

Arif mengakui permintaan elpiji di Timika terus meningkat lantaran sebagian warga sudah beralih menggunakan elpiji untuk kebutuhan memasak dari sebelumnya memakai minyak tanah.

Begitu pula para pelaku usaha di bidang penyediaan rumah makan, warung tenda, penjual gorengan dan lainnya rata-rata menggunakan elpiji.

Guna memasok elpiji di Timika, PT Pertamina bekerja sama dengan PT Mitra Indimatam Nusantara.

Baca juga: Ini alasan warga perbatasan memilih elpiji Malaysia

Untuk elpiji ukuran 50 kilogram, PT Mitra Indimatam Nusantara mendistribusikannya dengan harga Rp850.000 untuk isi ulang dan Rp2.000.000 untuk pembelian baru.

Sedangkan ukuran 12 kilogram dijual seharga Rp225.000 untuk isi ulang dan Rp700.000 untuk pembelian baru.

Adapun untuk bright gas 5,5 kilogram harga isi ulangnya Rp110 ribu dan pembelian baru Rp400 ribu. Namun harga tersebut bervariasi di tingkat pedagang pengecer.

Pewarta: Evarianus Supar

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018