Sintang (Antaranews Kalbar) - Masyarakatdi Dusun Tapang Keladan, Desa Empunak, Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang menyatakan kegembiaraannya atas hadirnya SPBU Kompak 66.786.005 yang menyediakan BBM satu harga bagi masyarakat perbatasan Indonesia (Kalbar) - Malaysia.
"Selama ini kami biasa membeli BBM premium di kios pengecer per liternya mencapai Rp15 ribuan, sedangkan solar mencapai Rp11 ribu hingga Rp13 ribuan per liter, dan jika BBM langka harganya bisa hingga Rp20 ribuan per liter," kata Donald (44) warga Desa Empunak, di Sintang, Kamis.
Ia menjelaskan, selama ini mereka untuk mendapatkan BBM, baik jenis premium dan solar, terpaksa harus membeli dengan harga tinggi bahkan harganya bisa dua kali lipat dari harga jual di SPBU umumnya.
"Kami selama ini dalam memenuhi kebutuhan BBM hanya tergantung dari pasokan kios-kios kecil yang ada di sini, sehingga harga jualnya jauh lebih tinggi dari harga jual BBM di SPBU," ungkapnya.
"Dengan adanya SPBU ini tentu bagi kami warga Kecamatan Ketungau Hulu sangat bersyukur serta tentu saja terima kasih kepada pemerintah. Dan, mudah-mudahan ketersediaan BBM baik solar maupun premium tetap tersedia di SPBU yang baru diresmikan ini," kata Donald.
Seperti di SPBU di tempat lain, SPBU satu harga yang ada di Dusun Tapang Keladan ini juga akan menjual dengan harga standar, yakni BBM jenis premium sebesar Rp6.450 per liter, dan solar dengan Rp5.150 per liter.
Felix (35) warga Ketungau Hulu lainnya juga mengatakan, hadirnya SPBU yang menjual BBM satu harga tersebut merupakan sebuah kemajuan yang luar biasa, dan tentu saja hasil dari perhatian pemerintah serta pihak terkait seperti BPH Migas, Pertamina dan lainnya.
"Dulu kami pernah lebih dari seminggu sulit mendapatkan BBM, sehingga sangat mengganggu kehidupan dan perekonomian kami di sini. Karena yang biasanya aktivitas bepergian, ke pasar atau ke kebun dengan menggunakan sepeda motor nyaris tak bisa kami lakukan," katanya.
Sedangkan jarak dari rumah ke pasar terdekat seperti ke Balai Karangan membutuhkan jarak tempuh sekitar empat jam dengan kendaraan roda dua tersebut, katanya.
"Kalau ke kebun, sawah atau ladang bisanya dengan mudah kami lalui dengan sepeda motor. Begitu juga bisa ingin ke Kota Kabupaten Sintang, membutuhkan waktu sekitar delapan jam, yang kesemuanya itu membutuhkan BBM untuk menggerakkan kendaraan kami," katanya.
Sementara itu, Direktur Bahan Gas Bumi BPH Migas, Tisnaldi mengatakan kalau dilihat dari keekonomian wajar kalau harga BBM di sini mahal, karena jarak dan kondisi jalan yang belum baik.
"Biasanya orang bertanya di mana pemerintah, nah di sinilah pemerintah hadir menyediakan SPBU yang menyediakan BBM satu harga untuk pemerataan keadilan bagi masyarakat. Dan saya ingatkan, jangan sampai fasilitas SPBU yang ada ini digunakan hanya untuk keuntungan pribadi dengan penyelewengan. Bila ada masyarakat yang melihat hal itu, maka jangan ragu untuk melaporkan ke pihak kepolisian," katanya.Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Selama ini kami biasa membeli BBM premium di kios pengecer per liternya mencapai Rp15 ribuan, sedangkan solar mencapai Rp11 ribu hingga Rp13 ribuan per liter, dan jika BBM langka harganya bisa hingga Rp20 ribuan per liter," kata Donald (44) warga Desa Empunak, di Sintang, Kamis.
Ia menjelaskan, selama ini mereka untuk mendapatkan BBM, baik jenis premium dan solar, terpaksa harus membeli dengan harga tinggi bahkan harganya bisa dua kali lipat dari harga jual di SPBU umumnya.
"Kami selama ini dalam memenuhi kebutuhan BBM hanya tergantung dari pasokan kios-kios kecil yang ada di sini, sehingga harga jualnya jauh lebih tinggi dari harga jual BBM di SPBU," ungkapnya.
"Dengan adanya SPBU ini tentu bagi kami warga Kecamatan Ketungau Hulu sangat bersyukur serta tentu saja terima kasih kepada pemerintah. Dan, mudah-mudahan ketersediaan BBM baik solar maupun premium tetap tersedia di SPBU yang baru diresmikan ini," kata Donald.
Seperti di SPBU di tempat lain, SPBU satu harga yang ada di Dusun Tapang Keladan ini juga akan menjual dengan harga standar, yakni BBM jenis premium sebesar Rp6.450 per liter, dan solar dengan Rp5.150 per liter.
Felix (35) warga Ketungau Hulu lainnya juga mengatakan, hadirnya SPBU yang menjual BBM satu harga tersebut merupakan sebuah kemajuan yang luar biasa, dan tentu saja hasil dari perhatian pemerintah serta pihak terkait seperti BPH Migas, Pertamina dan lainnya.
"Dulu kami pernah lebih dari seminggu sulit mendapatkan BBM, sehingga sangat mengganggu kehidupan dan perekonomian kami di sini. Karena yang biasanya aktivitas bepergian, ke pasar atau ke kebun dengan menggunakan sepeda motor nyaris tak bisa kami lakukan," katanya.
Sedangkan jarak dari rumah ke pasar terdekat seperti ke Balai Karangan membutuhkan jarak tempuh sekitar empat jam dengan kendaraan roda dua tersebut, katanya.
"Kalau ke kebun, sawah atau ladang bisanya dengan mudah kami lalui dengan sepeda motor. Begitu juga bisa ingin ke Kota Kabupaten Sintang, membutuhkan waktu sekitar delapan jam, yang kesemuanya itu membutuhkan BBM untuk menggerakkan kendaraan kami," katanya.
Sementara itu, Direktur Bahan Gas Bumi BPH Migas, Tisnaldi mengatakan kalau dilihat dari keekonomian wajar kalau harga BBM di sini mahal, karena jarak dan kondisi jalan yang belum baik.
"Biasanya orang bertanya di mana pemerintah, nah di sinilah pemerintah hadir menyediakan SPBU yang menyediakan BBM satu harga untuk pemerataan keadilan bagi masyarakat. Dan saya ingatkan, jangan sampai fasilitas SPBU yang ada ini digunakan hanya untuk keuntungan pribadi dengan penyelewengan. Bila ada masyarakat yang melihat hal itu, maka jangan ragu untuk melaporkan ke pihak kepolisian," katanya.Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018