Sanggau (Antaranews Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, mendorong petani untuk mengembangkan pertanian tanaman cabai di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia sekaligus memperkuat ketahanan pangan di kawasan itu. Kawasan perbatasan pun nantinya dapat menjadi sentra pertanian cabai di wilayah itu.
"Di Desa Menyabo, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, petani setempat sudah sukses mengembangkan pertanian tanaman cabai. Nanti akan disasar pula untuk wilayah perbatasan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan Kabupaten Sanggau John Hendri saat dihubungi di Pontianak, Selasa.
Menurut dia, kesuksesan petani dalam mengembangkan pertanian cabai di Menyabo dapat menjadi pemicu daerah lain untuk ikut bercocok tanam.
Ia menjelaskan pada Minggu (25/11), kelompok tani di Desa Menyabo kembali memanen cabai sebanyak 1,3 ton. John Hendri mengatakan panen tersebut sudah yang kelima kalinya. Dengan asumsi satu kali panen 1,3 ton, harga per kilogram cabai Rp27 ribu, maka setelah lima kali panen, petani memperoleh Rp175,5 juta.
"Ini pendapatan yang luar biasa bagi petani," ujar dia.
Ia menambahkan ada dua daerah yang rencananya akan menjadi sentra tanaman cabai di perbatasan yakni Sekayam dan Entikong. Pertimbangannya, secara kondisi dan kultur tanah, cocok untuk tanaman tersebut. "Termasuk juga di Kota Sanggau, yang saat ini sudah ada penanaman cabai tapi dalam lokasi yang kecil dan terpisah," kata dia.
Ia juga sudah menyiapkan strategi untuk pengembangan tanaman cabai salah satunya adalah dengan melibatkan pemuda tani. Maka dengan melibatkan pemuda tani yang dianggap masih memiliki jiwa dan semangat untuk bertani diharapkan tanaman cabai bisa berkembang.
"Dan ini sudah pernah kita coba," ujar dia. Sedangkan untuk wilayah perbatasan, pihaknya akan melibatkan kelompok dasawisma.
Kabupaten Sanggau terletak sekitar 200 kilometer sebelah timur Kota Pontianak. Kabupaten Sanggau berbatasan dengan Sarawak, Malaysia.
Baca juga: Harga Cabe Rawit Masih Tinggi di Sanggau
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Di Desa Menyabo, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, petani setempat sudah sukses mengembangkan pertanian tanaman cabai. Nanti akan disasar pula untuk wilayah perbatasan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan Kabupaten Sanggau John Hendri saat dihubungi di Pontianak, Selasa.
Menurut dia, kesuksesan petani dalam mengembangkan pertanian cabai di Menyabo dapat menjadi pemicu daerah lain untuk ikut bercocok tanam.
Ia menjelaskan pada Minggu (25/11), kelompok tani di Desa Menyabo kembali memanen cabai sebanyak 1,3 ton. John Hendri mengatakan panen tersebut sudah yang kelima kalinya. Dengan asumsi satu kali panen 1,3 ton, harga per kilogram cabai Rp27 ribu, maka setelah lima kali panen, petani memperoleh Rp175,5 juta.
"Ini pendapatan yang luar biasa bagi petani," ujar dia.
Ia menambahkan ada dua daerah yang rencananya akan menjadi sentra tanaman cabai di perbatasan yakni Sekayam dan Entikong. Pertimbangannya, secara kondisi dan kultur tanah, cocok untuk tanaman tersebut. "Termasuk juga di Kota Sanggau, yang saat ini sudah ada penanaman cabai tapi dalam lokasi yang kecil dan terpisah," kata dia.
Ia juga sudah menyiapkan strategi untuk pengembangan tanaman cabai salah satunya adalah dengan melibatkan pemuda tani. Maka dengan melibatkan pemuda tani yang dianggap masih memiliki jiwa dan semangat untuk bertani diharapkan tanaman cabai bisa berkembang.
"Dan ini sudah pernah kita coba," ujar dia. Sedangkan untuk wilayah perbatasan, pihaknya akan melibatkan kelompok dasawisma.
Kabupaten Sanggau terletak sekitar 200 kilometer sebelah timur Kota Pontianak. Kabupaten Sanggau berbatasan dengan Sarawak, Malaysia.
Baca juga: Harga Cabe Rawit Masih Tinggi di Sanggau
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018