Pontianak (Antaranews Kalbar) - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Barat menggelorakan kembali semangat gotong royong masyarakat dalam membangun bangsa dan negara melalui pertunjukan kesenian wayang kulit di Rumah Radank Pontianak, Jalan Sutan Syahrir pada Sabtu malam.
Wayang kulit tersebut akan menampilkan dalang kondang Ki Agus Krishantoro dan Ki Ilham Listiantoro dari Klaten Jawa Tengah dengan lakon atau judul "Pendawa Boyong Sang Utari"
Tema pagelaran kesenian wayang kulit ini yakni "Dengan semangat gotong royong:Pendawa melestarikan seni dan budaya Jawa di Kalimantan Barat".
Kaper BKKBN Provinsi Kalbar Kusmana dalam rilisnya mengatakan, tema kegiatan dan judul pagelaran wayang kulit ini sengaja diangkat karena selaras dengan program KKBPK dalam membangun komitmen program ketahanan keluarga.
Menurutnya, program ketahanan keluarga yang berisi 8 fungsi keluarga, 2 anak cukup, salam GenRe dan keluarga berkualitas, tersirat dalam lakon wayang kulit tersebut.
Ia menjelaskan, Pendawa Boyong Sri Utari bermakna bahwa keluarga Pandawa, merupakan tokoh berkarakter baik. Pemimpin yang bijaksana, mendahulukan kepentingan masyarakat, yang berani berkorban untuk mensejahterakan masyarakat yang dibangun dari keluarga-keluarga yang berketahanan, yang senantiasa berjuang membangun negaranya melalui penguatan karakter keluarga dalam kisah mahabarata.
Ia menambahkan, berbagai strategi pembangunan ketahanan keluarga telah dilakukan oleh BKKBN Perwakilan Kalimantan Barat, baik melalui pembangunan kemitraan, sinergisitas program di Kampung KB yang melibatkan lintas sektor yang memiliki program ke desa-desa, advokasi dan KIE serta berbagai pelatihan dan pengembangan.
Beragam kegiatan tersebut telah berhasil menekan angka kelahiran atau Total Fertility rate (TFR) dari 3,1 yang berarti rata-rata anak dari Wanita Usia Subur 15-49 tahun 3,1 (SDKI 2012) menjadi 2,7 (SDKI 2017). Demikian halnya dengan angka kelahiran kelompok umur 15 – 19 tahun atau ASFR, telah berhasil diturunkan dari angka 104 yang berarti dari 1000 wanita usia 15-19 tahun 104 diantaranya pernah melahirkan (SDKI 2012), menjadi 59 (SDKI 2017).
Kendati demikian menurut Kusmana, Kalimantan Barat masih dihadapkan pada banyaknya tantangan ke depan. Diantaranya letak geografis Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan negara Sarawak Malaysia Timur yang akan membawa pengaruh global, serta tantangan semakin mudahnya akses teknologi informasi yang dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi generasi muda, jika salah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi tersebut.
Oleh karenanya melalui pagelaran wayang kulit sebagai media sosialisasi Program KKBPK yang dilaksanakan dengan kerjasama dengan Perkumpulan Penggemar Budaya Jawa (Pendawa), Pemerintah Kota Pontianak, PDAM, PT Indofood, PT Bank Kalbar dan beberapa perusahaan lainnya ini, diharapkan akan semakin menyebarluaskan informasi tentang program KKBPK, sehingga akan mendukung percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Barat.
Kusmana mengajak masyarakat berbondong-bondong untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk tersebut yang dimulai pukul 19.00.(Adi)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Wayang kulit tersebut akan menampilkan dalang kondang Ki Agus Krishantoro dan Ki Ilham Listiantoro dari Klaten Jawa Tengah dengan lakon atau judul "Pendawa Boyong Sang Utari"
Tema pagelaran kesenian wayang kulit ini yakni "Dengan semangat gotong royong:Pendawa melestarikan seni dan budaya Jawa di Kalimantan Barat".
Kaper BKKBN Provinsi Kalbar Kusmana dalam rilisnya mengatakan, tema kegiatan dan judul pagelaran wayang kulit ini sengaja diangkat karena selaras dengan program KKBPK dalam membangun komitmen program ketahanan keluarga.
Menurutnya, program ketahanan keluarga yang berisi 8 fungsi keluarga, 2 anak cukup, salam GenRe dan keluarga berkualitas, tersirat dalam lakon wayang kulit tersebut.
Ia menjelaskan, Pendawa Boyong Sri Utari bermakna bahwa keluarga Pandawa, merupakan tokoh berkarakter baik. Pemimpin yang bijaksana, mendahulukan kepentingan masyarakat, yang berani berkorban untuk mensejahterakan masyarakat yang dibangun dari keluarga-keluarga yang berketahanan, yang senantiasa berjuang membangun negaranya melalui penguatan karakter keluarga dalam kisah mahabarata.
Ia menambahkan, berbagai strategi pembangunan ketahanan keluarga telah dilakukan oleh BKKBN Perwakilan Kalimantan Barat, baik melalui pembangunan kemitraan, sinergisitas program di Kampung KB yang melibatkan lintas sektor yang memiliki program ke desa-desa, advokasi dan KIE serta berbagai pelatihan dan pengembangan.
Beragam kegiatan tersebut telah berhasil menekan angka kelahiran atau Total Fertility rate (TFR) dari 3,1 yang berarti rata-rata anak dari Wanita Usia Subur 15-49 tahun 3,1 (SDKI 2012) menjadi 2,7 (SDKI 2017). Demikian halnya dengan angka kelahiran kelompok umur 15 – 19 tahun atau ASFR, telah berhasil diturunkan dari angka 104 yang berarti dari 1000 wanita usia 15-19 tahun 104 diantaranya pernah melahirkan (SDKI 2012), menjadi 59 (SDKI 2017).
Kendati demikian menurut Kusmana, Kalimantan Barat masih dihadapkan pada banyaknya tantangan ke depan. Diantaranya letak geografis Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan negara Sarawak Malaysia Timur yang akan membawa pengaruh global, serta tantangan semakin mudahnya akses teknologi informasi yang dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi generasi muda, jika salah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi tersebut.
Oleh karenanya melalui pagelaran wayang kulit sebagai media sosialisasi Program KKBPK yang dilaksanakan dengan kerjasama dengan Perkumpulan Penggemar Budaya Jawa (Pendawa), Pemerintah Kota Pontianak, PDAM, PT Indofood, PT Bank Kalbar dan beberapa perusahaan lainnya ini, diharapkan akan semakin menyebarluaskan informasi tentang program KKBPK, sehingga akan mendukung percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Barat.
Kusmana mengajak masyarakat berbondong-bondong untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk tersebut yang dimulai pukul 19.00.(Adi)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019