Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie mengajak masyarakat untuk bersama-sama menggalakkan budi daya tanaman padi bebas dari residu pestisida
"Penggunaan pestisida kimia secara masif memang dapat menyelamatkan pertanaman dari kegagalan panen, akan tetapi penggunaan pestisida kimia yang terus menerus dan dalam jumlah yang tinggi dapat merugikan alam dan manusia sendiri," kata Tjhai Chui Mie, di Kalimantan Barat, Minggu.
Menurutnya, akibat pemakaian pestisida, keseimbangan ekologi dapat terganggu karena terbasminya musuh alami. Pestisida kimia juga dapat menjadi residu pada produk yang dihasilkan.
"Untuk menekan dampak merugikan tersebut perlu digalakkan budidaya tanaman yang mengurangi penggunaan pestisida kimia," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas maka harus tersedia pangan secara cukup dan bermutu.
"Sehingga beras yang dikonsumsi harus beras sehat bebas residu bahan kimia, khususnya residu pestisida yang dapat membahayakan kesehatan manusia," ungkapnya.
Pestisida kimia, tegasnya, perlu diganti dengan teknologi pengendalian alternatif, yang lebih banyak memanfaatkan bahan dan metode hayati, termasuk musuh alami hama, pestisida hayati dan feromon (zat perangsang organisme pengganggu tanaman).
Baca juga: Budidaya Asparagus di Kota Singkawang sangat menjanjikan
"Dengan cara ini, dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dikurangi. Untuk itu perlu digalakkan budidaya padi bebas residu, terutama ditujukan terhadap kualitas hasil gabah atau beras," ajaknya.
Dia menyatakan, budi daya Padi Bebas Residu di Kota Singkawang dilaksanakan seluas 2.000 Ha yang tersebar di 5 Kecamatan dengan jumlah CPCL (Calon Petani Calon Lokasi) Kelompok Tani Penerima Manfaat sebanyak 116 Kelompok Tani.
Baca juga: Dinas Pertanian Singkawang Usulkan Lahan Pertanian Berkelanjutan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Penggunaan pestisida kimia secara masif memang dapat menyelamatkan pertanaman dari kegagalan panen, akan tetapi penggunaan pestisida kimia yang terus menerus dan dalam jumlah yang tinggi dapat merugikan alam dan manusia sendiri," kata Tjhai Chui Mie, di Kalimantan Barat, Minggu.
Menurutnya, akibat pemakaian pestisida, keseimbangan ekologi dapat terganggu karena terbasminya musuh alami. Pestisida kimia juga dapat menjadi residu pada produk yang dihasilkan.
"Untuk menekan dampak merugikan tersebut perlu digalakkan budidaya tanaman yang mengurangi penggunaan pestisida kimia," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas maka harus tersedia pangan secara cukup dan bermutu.
"Sehingga beras yang dikonsumsi harus beras sehat bebas residu bahan kimia, khususnya residu pestisida yang dapat membahayakan kesehatan manusia," ungkapnya.
Pestisida kimia, tegasnya, perlu diganti dengan teknologi pengendalian alternatif, yang lebih banyak memanfaatkan bahan dan metode hayati, termasuk musuh alami hama, pestisida hayati dan feromon (zat perangsang organisme pengganggu tanaman).
Baca juga: Budidaya Asparagus di Kota Singkawang sangat menjanjikan
"Dengan cara ini, dampak negatif penggunaan pestisida terhadap kesehatan dan lingkungan dapat dikurangi. Untuk itu perlu digalakkan budidaya padi bebas residu, terutama ditujukan terhadap kualitas hasil gabah atau beras," ajaknya.
Dia menyatakan, budi daya Padi Bebas Residu di Kota Singkawang dilaksanakan seluas 2.000 Ha yang tersebar di 5 Kecamatan dengan jumlah CPCL (Calon Petani Calon Lokasi) Kelompok Tani Penerima Manfaat sebanyak 116 Kelompok Tani.
Baca juga: Dinas Pertanian Singkawang Usulkan Lahan Pertanian Berkelanjutan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019