Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar) meminta para petani di kota itu untuk terus meningkatkan hasil pertanian agar mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Kita bersyukur karena petani kita masih bisa terus bercocok tanam meski di tengah pandemi COVID-19. Ini dibuktikan dengan hasil panen mencapai 4,8 ton per hektare di lahan hamparan Teluk Makjantu, Kecamatan Singkawang Selatan, Kamis (11/6) lalu," kata Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie di Singkawang, Sabtu.
Baca juga: Kementan dorong perguruan tinggi lakukan riset tingkatkan produksi pangan
Untuk itu, ia meminta para petani bisa mempertahankan produktivitas pertaniannya agar ketahanan pangan di Singkawang bisa tetap terjaga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang Yusnita Fitriadi mengatakan di lahan Teluk Makjantu, benih yang ditanam sebagian dicampur dengan padi Inpari 42 dengan luas lahan keseluruhan mencapai 11 hektare.
Dalam situasi pandemi COVID-19 sekarang ini, dia berharap petani tetap melakukan kegiatan di sektor pertanian seperti biasa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, pakai masker setiap ke sawah, pulang cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak.
"Mari kita tingkatkan terus produksi hasil pertanian, padi, jagung dan umbi-umbian, seperti keladi serta manfaatkan lahan pekarangan dengan menanam tanaman, seperti cabai, cangkung, sawi, dan lain-lain," katanya.
Yusnita mengungkapkan padi varietas Situ Bagendit adalah salah satu varietas padi gogo, tetapi mampu tumbuh baik pada lingkungan lahan sawah. "Tanaman ini mempunyai tinggi antara 99-105 sentimeter dengan umur tanaman 110-120 hari setelah sebar (HSS)," tuturnya.
Baca juga: Distan TPH Kalbar optimalkan produksi pajale
Varietas Situ Bagendit, katanya, memiliki bentuk biji ramping, warna gabah kuning bersih, dengan bobot 1000 butir adalah 27,5 gram. Varietas ini mempunyai anakan produktif 12-13 batang/rumpun. "Varietas ini juga tahan terhadap penyakit blas, agak tahan terhadap penyakit hawar daun dan tahan terhadap penyakit tungro," katanya.
Varietas ini juga menghasilkan tekstur nasi pulen, rata-rata produksi 4,0 ton GKP/hektare pada lahan kering dan 5,5 ton GKP/hektare pada lahan sawah. "Dengan potensi hasil yang demikian, varietas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi padi nasional, ketahanan pangan, dan pendapatan petani," ujarnya.
Menurutnya, varietas ini sudah banyak dimanfaatkan oleh penangkar benih dan petani, terutama pada lahan kering atau lahan sawah dengan irigasi sederhana.
Baca juga: Produksi Keladi Singkawang 20 ton per hektare
Baca juga: Peningkatan produksi padi masih menjadi tantangan di Kalbar
Baca juga: Produksi padi Kalbar 2018 capai 1,62 juta ton GKG