Situasi keamanan di wilayah Provinsi Papua Barat sudah cukup kondusif pascakerusuhan yang terjadi di Manokwari pada 19 Agustus lalu, namun hingga saat ini jaringan internet untuk publik di daerah tersebut masih terblokir.
Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak di Manokwari, Rabu, mengutarakan pemblokiran jaringan internet akan dilakukan hingga Papua Barat betul-betul aman.
Ia mengungkapkan, situasi Papua Barat secara keseluruhan sudah kondusif baik di Manokwari, Sorong, Fakfak maupun daerah lain. Aktivitas masyarakat, pemerintahan, pendidikan dan perekonomian sudah berjalan lancar.
"Di dunia nyata Papua Barat semua terpantau aman lancar, tapi di dunia maya tidak demikian. Itu yang sedang kita bendung," ucap Kapolda.
Informasi yang berisi konten provokasi dan hoaks, lanjut Nahak, masih cukup deras di dunia maya, baik berasal dari Papua Barat dan Papua mau pun luar. Pemblokiran sementara jaringan internet dilakukan agar informasi tersebut tidak meluas.
"Informasi-informasi ini sangat berbahaya jika dikonsumsi masyarakat. Kita sedang berusaha memulihkan situasi agar pulih kembali. Jangan sampai gara-gara itu emosi masyarakat tersulut kembali," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia pun mengajak pers membantu TNI, Polri serta pemerintah dalam mendinginkan situasi. Semua pihak menginginkan Papua Barat segara aman pembangunan berjalan lancar.
"Ini permintaan bapak Kapolri melalui saya untuk disampaikan teman-teman media di Papua Barat. Tolong bisa menyajikan berita yang menyejukan sehingga tidak membuat masyarakat takut atau terprovokasi. Memang fakta, namun tidak semua fakta bisa kita sampaikan kepada publik. Tolong ukur dampak baik dan buruknya sebelum ditanyangkan," ucap Herry, berharap.
Sejak peristiwa 19 Agustus 2019 di Manokwari, jaringan data di daerah ini mulai terganggu. Tak lama setelah itu jaringan wifi pun mulai sulit diakses baik saat siang mau pun malam hari.
Hanya tempat-tempat tertentu seperti hotel yang dapat mengakses jaringan internet. Sedangkan yang lain internet lumpuh termasuk jaringan indihome Telkom di rumah-rumah warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak di Manokwari, Rabu, mengutarakan pemblokiran jaringan internet akan dilakukan hingga Papua Barat betul-betul aman.
Ia mengungkapkan, situasi Papua Barat secara keseluruhan sudah kondusif baik di Manokwari, Sorong, Fakfak maupun daerah lain. Aktivitas masyarakat, pemerintahan, pendidikan dan perekonomian sudah berjalan lancar.
"Di dunia nyata Papua Barat semua terpantau aman lancar, tapi di dunia maya tidak demikian. Itu yang sedang kita bendung," ucap Kapolda.
Informasi yang berisi konten provokasi dan hoaks, lanjut Nahak, masih cukup deras di dunia maya, baik berasal dari Papua Barat dan Papua mau pun luar. Pemblokiran sementara jaringan internet dilakukan agar informasi tersebut tidak meluas.
"Informasi-informasi ini sangat berbahaya jika dikonsumsi masyarakat. Kita sedang berusaha memulihkan situasi agar pulih kembali. Jangan sampai gara-gara itu emosi masyarakat tersulut kembali," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia pun mengajak pers membantu TNI, Polri serta pemerintah dalam mendinginkan situasi. Semua pihak menginginkan Papua Barat segara aman pembangunan berjalan lancar.
"Ini permintaan bapak Kapolri melalui saya untuk disampaikan teman-teman media di Papua Barat. Tolong bisa menyajikan berita yang menyejukan sehingga tidak membuat masyarakat takut atau terprovokasi. Memang fakta, namun tidak semua fakta bisa kita sampaikan kepada publik. Tolong ukur dampak baik dan buruknya sebelum ditanyangkan," ucap Herry, berharap.
Sejak peristiwa 19 Agustus 2019 di Manokwari, jaringan data di daerah ini mulai terganggu. Tak lama setelah itu jaringan wifi pun mulai sulit diakses baik saat siang mau pun malam hari.
Hanya tempat-tempat tertentu seperti hotel yang dapat mengakses jaringan internet. Sedangkan yang lain internet lumpuh termasuk jaringan indihome Telkom di rumah-rumah warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019