Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmijdi mengatakan sudah saatnya dalam budidaya padi mengarah ke intensifikasi sehingga dapat memaksimalkan lahan yang ada.
“Sudah saatnya hentikan ekstensifikasi, kita harus sudah mengarah intensifikasi pertanian. Untuk intensifikasi semua harus dipastikan dan dikelola pertanian dengan modern,” ujarnya saat ekspos lahan sawah Kalbar di Pontianak, Rabu.
Terkait data lahan sawah Kalbar yang dikeluarkan Kementerian ATR/BPN RI terbaru yakni seluas 217.035 hektare menjadi acuan dasar sementara.
Baca juga: Sambas masih menjadi prioritas program budidaya padi
“Angka tersebut memang berkurang dari data dinas pertanian. Namun soal perluasan lahan harus dihentikan. Sekali lagi harus sudah ke intensifikasi,” jelas dia.
Menurutnya jika ada kabupaten dan kota di Kalbar bermasalah soal data atau jomplang berkaitan ketersediaan pupuk, bibit atau hal lainnya karena dampak data yang ada maka harus membuat kebijakan.
“Kepala daerah harus mengambil kebijakan dan memperbaharui data. Data yang ada bisa digunakan dinas pertanian setempat dan Bappeda dalam mengambil kebijakan,” papar nya.
Ia meminta dinas pertanian untuk membina petani supaya lebih moderen. Produktivitas harus ditingkatkan.
Baca juga: Distan Tingkatkan Pemahaman Budidaya Padi Teknologi Hazton
“Sudah tidak zaman 3 ton per hektare. Saya harap tahun depan produktivitas sudah 4 ton per hektare. Petani harus dibina dengan maksimal,” jelas dia.
Kemudian terkait Alat Pertanian (Alsintan) yang dibantu pemerintah disalurkan harus tepat sasaran. Alsintan harus dimanfaatkan dengan maksimal dan dipelihara.
“Terjadi lagi di lapangan pusat langsung menyerahkan ke daerah tanpa koordinasi. Kemudian ada anggota dewan langsung memberikan bantuan kepada kelompok tani dan tidak melalui dinas terkait. Bisa jadi yang diberikan ke anggota partai yang tidak paham pertanian. Di sisi lain kita apresiasi perjuangannya namun bantuan Alsitan memang tepat dan berguna,” kata dia.
Baca juga: FAO dukung tiga kecamatan di Sanggau jadi sentra padi organik
Sutarmijdi pada kesempatan tersebut juga menyoroti soal Nilai Tukar Petani (NTP). Menurutnya NTP masih rendah yakni di kisaran 93 poin. Jika NTP di bawah 100 poin maka di bawah sejahtera.
“Nah ini perlu menjadi perhatian dan target saya tahun depan bagaimana NTP di Kalbar minimal 96 poin. Mengapa NTP saat ini rendah maka cari indikator penyebabnya dan segera diatasi,” jelas dia.
Baca juga: Edi Rusdi Kamtono panen perdana padi gadu
Baca juga: Landak lakukan pemurnian tiga varietas padi lokal
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019