Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono melakukan panen perdana padi gadu di lahan pertanian Gang Flora, Kelurahan Batulayang, Kecamatan Pontianak Utara.

"Panen padi varietas Inpari 42 ini merupakan hasil kaji terap dari aplikasi sumber unsur hara mikro berbasis sumber daya lokal, dan produksi padi ini dalam satu hektare mencapai 5,4 ton gabah kering. Padi ini umumnya di lahan irigasi, sedangkan lahan kita adalah lahan tadah hujan," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Senin.

Ia berharap panen ini menjadi awal bagi masyarakat untuk lebih semangat menanam padi di lahan yang memang memungkinkan, sehingga warga mau memanfaatkan lahan kosong yang ada di pekarangan rumah.

Baca juga: Petani Pontianak Raih Penghargaan Nasional

Menurut dia, tidak hanya menanam padi, masyarakat juga bisa menanam sayur dan buah-buahan. Bahkan, dia menyebut rumah dinas Wali Kota ditanami sebanyak 23 pohon lengkeng dengan rata-rata satu pohon bisa hasilnya mencapai 50 kilogram.

"Saya berharap Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan terus berinovasi untuk melihat potensi masyarakat yang harus didorong melalui penyuluh dan kekuatan anggaran yang ada," katanya.

Apalagi, menurut dia, cabai yang harganya lumayan tinggi, dengan kondisi itu, masyarakat semestinya tertarik menanam cabai, dan beberapa petani cabai yang telah menanam cabai juga banyak yang sukses.

Baca juga: Nilai Tukar Petani Kalbar Naik 0,01 Persen

Bagi masyarakat yang tidak bisa bekerja karena kondisi alam, seperti nelayan pada saat musim tertentu, Edi mendorong masyarakat di Kecamatan Pontianak Utara untuk memanfaatkan lahan kosong menjadi lahan produktif agar bisa menghasilkan tanaman selain padi tersebut.

"Keladi Kota Pontianak ini paling enak se-Indonesia, itu pengakuan tamu yang datang, sehingga masyarakat berpeluang dalam mengembangkan keladi (talas) tersebut," katanya.


Baca juga: Distan TPH Kalbar dapat dukungan pemerintah pusat bantu benih tanaman pangan
Baca juga: Singkawang budi dayakan padi bebas residu pestisida
Baca juga: Hero minta petani Sandai tingkatkan produktivitas
 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019