Anggota DPRD Kota Pontianak yang merupakan Legislator PAN, Syarif Lutfi Almutahar menyebutkan bahwa pembangunan Jembatan Penyeberang Orang (JPO) di depan sekolah LKIA Jalan A Yani belum mendesak.
"Saya rasa pembangunan jembatan penyeberangan orang di depan Sekolah LKIA belum urgen sebab di wilayah tersebut masih hanya akan digunakan oleh sebagian siswa saja. Bahkan sebagian besar siswa sekolah di sekitar sana banyak yang dijemput oleh orangtua nya," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Ia menyarankan lebih baik Pemerintah Kota Pontianak bisa berfikiran lebih matang untuk membangun JPO di sana karena akan sangat disayangkan jika tidak efektif digunakan seperti JPO di depan A Yani Megamal.
"Jangan sampai dengan pembangunan JPO ini malah bikin Kota Pontianak sumpek dan jangan sampai pembangunan ini nantinya malah tidak efisien dan menghambur-hamburkan anggaran. Pembangunan JPO ini malah terkesan hanya jadi alasan untuk lokasi pemasangan bilboard saja oleh pihak ketiga," kata dia.
Menurutnya masih banyak pembangunan-pembangunan di sektor lain yang lebih urgen. Misalnya pembebasan lahan jembatan tol Landak, itu kan harus dilakukan segera untuk meminimalisir kemacetan di wilayah Pontianak Timur dan Utara.
"Pemerintah Kota Pontianak sebaiknya harus lebih fokus menangani permasalahan-permasalahan teknis atau jika memang ingin membangun JPO sebaiknya pada tempat-tempat padat yang berpotensi menyebabkan kemacetan, seperti di Depan Pasar Kemuning," kata dia.
Apalagi pembangunan JPO ini kata dia menggunakan anggaran dari pihak ketiga. Jadi memang pembangunan JPO tersebut terkesan untuk menjadi wahana pihak ketiga.
"Jika memang Pemerintah Kota Pontianak ingin bekerjasama dengan pihak ketiga lebih baik digunakan untuk memperbanyak RTH. Jangan nanti sudah jadi JPO karena tidak efektif atau akan dilakukan pembangunan lainnya malah nanti dibongkar lagi. Sebaiknya disesuaikan dengan penataan rencana tata ruang jangka panjang Kota Pontianak," saran Politis muda PAN tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Saya rasa pembangunan jembatan penyeberangan orang di depan Sekolah LKIA belum urgen sebab di wilayah tersebut masih hanya akan digunakan oleh sebagian siswa saja. Bahkan sebagian besar siswa sekolah di sekitar sana banyak yang dijemput oleh orangtua nya," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Ia menyarankan lebih baik Pemerintah Kota Pontianak bisa berfikiran lebih matang untuk membangun JPO di sana karena akan sangat disayangkan jika tidak efektif digunakan seperti JPO di depan A Yani Megamal.
"Jangan sampai dengan pembangunan JPO ini malah bikin Kota Pontianak sumpek dan jangan sampai pembangunan ini nantinya malah tidak efisien dan menghambur-hamburkan anggaran. Pembangunan JPO ini malah terkesan hanya jadi alasan untuk lokasi pemasangan bilboard saja oleh pihak ketiga," kata dia.
Menurutnya masih banyak pembangunan-pembangunan di sektor lain yang lebih urgen. Misalnya pembebasan lahan jembatan tol Landak, itu kan harus dilakukan segera untuk meminimalisir kemacetan di wilayah Pontianak Timur dan Utara.
"Pemerintah Kota Pontianak sebaiknya harus lebih fokus menangani permasalahan-permasalahan teknis atau jika memang ingin membangun JPO sebaiknya pada tempat-tempat padat yang berpotensi menyebabkan kemacetan, seperti di Depan Pasar Kemuning," kata dia.
Apalagi pembangunan JPO ini kata dia menggunakan anggaran dari pihak ketiga. Jadi memang pembangunan JPO tersebut terkesan untuk menjadi wahana pihak ketiga.
"Jika memang Pemerintah Kota Pontianak ingin bekerjasama dengan pihak ketiga lebih baik digunakan untuk memperbanyak RTH. Jangan nanti sudah jadi JPO karena tidak efektif atau akan dilakukan pembangunan lainnya malah nanti dibongkar lagi. Sebaiknya disesuaikan dengan penataan rencana tata ruang jangka panjang Kota Pontianak," saran Politis muda PAN tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019