Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat mengoptimalkan produksi padi, jagung, dan kedelai (pajale) guna mendukung terwujudnya kemandirian dan swasembada pangan.

“Untuk itu ada upaya khusus atau upsus pajale. Setiap bulannya untuk program upsus tersebut dilakukan pertemuan koordinasi untuk memastikan program berjalan,” ujar Kepala Distan TPH Kalbar Heronimus Hero saat membuka Pertemuan Koordinasi Upsus Pajale Tingkat Provinsi Kalbar 2019 di Pontianak, Selasa.

Untuk mendukung sukses program tersebut di Kalbar, pihaknya mendapat bantuan dari pemerintah pusat hingga kecamatan.

Baca juga: Keladi Singkawang jadi unggulan, Distan Kalbar kembangkan secara khusus

Ia menyebutkan untuk meningkatkan produksi ada dua cara yang ditempuh, yakni melalui Luas Tambah Tanam (LTT) dan peningkatan produktivitas.

Khusus untuk LTT padi, kata dia, pada tahun ini hingga September 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sedikit menurun.

“Dengan menurunnya LTT yang ada dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama menjadi perhatian dan catatan. Dengan tersisa waktu yang ada tentu harus dicarikan solusi atas persoalan di lapangan. Apakah penurunan yang ada karena faktor kemarau panjang atau SDM-nya yang perlu dimotivasi lagi,” kata dia.

Ia mengatakan meski LTT turun, produktivitas bisa dioptimalkan sehingga target produksi tahun ini bisa tercapai.

“LTT yang ada saat ini mencapai 577 hektare . Kalau itu minimal produktivitas tiga ton per hektare maka bisa mencapai 1,7 ton gabah kering giling yang dihasilkan,” kata dia.

Baca juga: TNI miliki andil sukseskan Upsus Pajale
Baca juga: Distan Kalbar beri semangat mahasiswa untuk bersama majukan pertanian

Pejabat Upsus Pajale Kalbar, Dedi Nursyamsi yang hadir dalam pengarahan itu, mengatakan semua pihak yang terlibat dalam program tersebut, termasuk petani, harus memahami bahwa pangan sebagai kebutuhan.

Dengan pentingnya pangan, katanya, sehingga lahir Program Upsus Pajale.

“Namanya upsus maka harus dilakukan besar-besaran, revolusi, dan radikal. Kalau tidak begitu atau biasa-biasa saja penanganan nya maka kemandirian dan swasambada pangan mustahil terwujud,” kata dia.

Di sisi lain, kata dia, semakin ke depan kebutuhan pangan terus meningkat karena pertumbuhan penduduk bertambah.

“Untuk itu soal pangan harus diurus betul-betul dan dimaksimalkan. Kalau terjadi krisis pangan maka terjadi gejolak dan sebagaimana pengalaman-pengalaman negara lain. Untuk itulah Program Upsus Pajale hadir dan dimohon dimaksimalkan dan didukung semua pihak," kata dia.

Baca juga: Distan Kalbar dan Landak promosikan beras lokal
Baca juga: Distan Kalbar ajak petani Bengkayang terapkan sistem pertanian ramah lingkungan
Baca juga: Kalbar luncurkan gerakan promosi beras produk petani lokal
 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019